Kementan: Aceh Surganya Durian Unggul Lokal
“Saya atas nama Direktoral Jenderal Hortikultura bersama Pemerintah Aceh ingin mengembangkan durian-durian lokal seperti ini. Malaysia dikenal dengan Musangking, Thailand dengan Monthong. Nah kita punya yg seperti ini. Mari kita dorong durian lokal kita untuk mendunia,” pungkas Prihasto.
Berawal dari Biji
Adi, pemilik kebun durian Mas Ajay, Blue Sky dan Jalu mengatakan bahwa pada 1990an memang ada varietas-varietas seperti Bantal Mas, Rencong Mas termasuk durian lokal lainnya. Berangkat pada tahun 1993 dirinya mulai memberanikan diri untuk membudidayakan durian dari bijinya langsung.
“Kami mulai membudidayakan durian dari bijinya langsung. Kami menyemai tidak asal nyemai. Jadi kami cari betul-betul yang terbaik di hutan-hutan. Kami tanam dari bijinya langsung,” terang Adi.
Adi menyebut rata-rata umur tanaman di kebunnya berusia 28 tahun yang semuanya merupakan pohon indukan. Kualitas tanam betul-betul dijaga olehnya untuk mempertahankan kualitas buah.
“Jadi karena dari tehnik penyemaian dan budidayanya benar jadinya hasilnya benar. Bentuk dan rasanya juga terjaga. Ini berasal dari 1 pohon. Nah ini sejak 2019 kami mulai mengembangkan,” terangnya.
Danton, pemilik durian lain sekaligus ketua Kelompok Tani Gagak Delima mengatakan, awal mula tanam berasal dari peninggalan orang tuanya. Bentuk buahnya bisa dikatakan unik, tidak lonjong atau merata seperti buah durian lainnya.
Durian Danton memiliki bentuk tidak beraturan namun warnanya bagus, teksturnya bagus serta rasa yang luar biasa. Tak hanya Danton, durian Khadijah juga memiliki tekstur dan magnet rasa yang tidak akan pernah mampu terlupakan.
Ini bibitnya berasal dari pilihan orang tua. Waktu itu ayah bilang ini bibit bagus makanya saya tanam. Tahun 1990 saya tanam dari bijinya langsung. Durian yang diberi nama Danton ini ada satu pohon lalu saya sambung dan menghasilkan ribuan batang. Saya bagi-bagikan ke petani lain.
“Durian Danton ini sudah saya pasarkan hingga ke Jakarta. Harga di kebun per buahnya saya jual Rp 200 ribu per kg. Mungkin kalau sudah sampai ke Jakarta Rp 400 ribu per kg,” pungkasnya. (IA)