Ia menyebutkan, peternak dapat melaporkan jika menemukan ada ternak yang terjangkit kepada dinas terkait untuk mendapatkan pengobatan.
“Pemerintah Aceh memberikan perhatian serius terhadap PMK ini. Alhamdulillah saat ini pemerintah pusat telah memberikan bantuan yakni vitamin, obat-obatan dan APD yang tentunya sangat kita butuhkan,” kata Zalsufran.
Bantuan obat-obatan itu, nantinya akan didistribusikan kepada kabupaten/kota dan kepada Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Indrapuri.
Sementara drh M Syukron Amin, Koordinator Kelompok Mutu dan Keamanan Pakan Direktorat Pakan Kementan, menyebutkan pemerintah pusat memberikan perhatian serius atas penyebaran PMK di Aceh. “Kita upayakan bersama agar penyakit ini cepat tuntas terutama di Aceh,” kata dia.
Ia berharap kedatangan obat-obatan untuk penyakit PMK ini bisa membantu Aceh untuk mencukupi kebutuhan stok obat. Pemerintah Aceh nantinya yang akan mendistribusikan obat-obatan itu.
“Lokasi mana yang sangat membutuhkan, metodenya seperti apa, dan yang mengerti di lapangan tentu kawan-kawan di sini,” kata Syukron.
Syukron berpesan agar para peternak memisahkan antara hewan yang terjangkit PMK dengan ternak yang sehat. Hal itu penting agar hewan yang sehat tidak tertular PMK.
Selain itu, para peternak diharapkan mengklaster lokasi jelajah hewan dalam hal ini sapi, kerbau dan kambing. Jika ada kawanan yang terjangkit, maka kawanan lain sebisa mungkin dihalau agar tidak mencari makanan ke kawasan itu.
“Klaster wilayah jelajah penting. Virus di rumputnya bisa bertahan 74 hari, jadi jangan sampai hewan sehat makan rumput yang sudah terinfeksi PMK,” kata dia. (IA)