Kondisi ini menyiratkan peran laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan menjadi semakin timpang dibandingkan sebelumnya.
Indikator selanjutnya dari dimensi pemberdayaan adalah persentase penduduk usia 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas. Indikator ini mengalami peningkatan pada 2024 baik pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Persentase penduduk laki-laki usia 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas sebesar 50,14 persen, sedangkan perempuan sebesar 45,09 persen.
Dibandingkan 2023, kedua jenis kelamin menunjukkan peningkatan yang luar biasa, masing-masing 1,53 poin dan 0,52 poin untuk laki-laki dan perempuan.
Keadaan ketimpangan gender juga penting untuk dicermati pada level kabupaten/kota. Secara umum, IKG Provinsi Aceh pada 2024 mengalami perbaikan
di sebagian besar kabupaten di Provinsi Aceh.
Secara total, 14 dari 23 kabupaten/kota di Aceh mengalami penurunan pada 2024. Sebaliknya, terdapat sembilan kabupaten/kota yang
mengalami peningkatan IKG, yaitu Kabupaten Nagan Raya dengan kenaikan tertinggi sebesar 0,303 poin, disusul Aceh Utara (0,231), Simeulue (0,131), Aceh Timur (0,041), Lhokseumawe (0,028), Langsa (0,017), Aceh tenggara (0,011), Gayo Lues (0,009) dan Aceh Singkil (0,002).
Sedangkan penurunan paling signifikan terjadi di Kabupaten Pidie Jaya yang turun 0,386 poin,
disusul Aceh Jaya (0,187) dan Aceh barat (0,173). Sementara itu, IKG terendah tahun 2024 berasal dari Kota Banda Aceh sebesar 0,182, disusul Sabang (0,186), dan Pidie (0,205).
Sedangkan IKG tertinggi 2024 terdapat di Kabupaten Aceh Utara dan Nagan Raya mencapai 0,789, disusul Gayo Lues sebesar 0,613. Kesimpulannya, dari 23 kabupaten/kota Aceh, terdapat 12 kab/kota yang capaian IKG-nya lebih baik dibandingkan capaian provinsi yang mencapai 0,459 pada 2024.
Sementara 11 kab/kota lainnya masih kesulitan mencapai angka level provinsi. Hal ini menunjukkan masih adanya disparitas ketimpangan gender
antar kab/kota di Aceh.