“Artinya koordinasi dan sinkronisasi semua kegiatan bisa kita dilakukan lewat gadget, ini sesuatu perubahan paradigmatik yang mesti disikapi dari semuanya sebagai pengelola media pemerintah yang berfungsi sebagai humasnya pemerintah,” sebutnya.
Hal ini, lanjut Widodo, tentu membutuhkan berbagai pendekatan sehingga pengelola media pemerintah mampu menciptakan pesan-pesan yang berkualitas.
“Kualitas menjadi salah satu kunci penting untuk mengukur kinerja kita karena berindikasi pada yang lihat, pendengar dan pembaca,” ungkapnya.
Widodo mengajak pengelola media center daerah untuk menjadi humas yang profesional, agar masyarakat melirik dan mengikuti penyebaran informasi pemerintah.
“Kita semua harus berkolaborasi dalam networking untuk mengelola dan berkolaborasi mulai dari media center pusat sampai daerah untuk terus menerus memproduksi pesan-pesan guna menunjang keberhasilan pembangunan pemerintah,” harapnya.
Untuk Media Center teraktif di tahun 2020, berada di peringkat pertama Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, peringkat kedua diraih Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh, peringkat ketiga Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Riau, peringkat keempat Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Kalimantan Tengah serta peringkat kelima Biro Humas Protokol Setda Provinsi Gorontalo. (IA)