BANDA ACEH — Koordinator Masyarakat Pengawal Otonomi Khusus (MPO) Aceh, Syakya Meirizal menggelar aksi demo tunggal di depan kantor Dinas Pendidikan Aceh, Jalan Tgk Mohd. Daud Beureu’eh, Kota Bsnda Aceh, Selasa (21/9).
Aktivis ini membentangkan spanduk kritik terhadap pernyataan Kadisdik Aceh Alhudri, yang mengancam kepala sekolah untuk mundur jika tidak mampu menuntaskan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk siswa hingga batas waktu 30 September 2021.
“Pernyataan Kadisdik itu bentuk arogansi. Tuntutan yang tidak logis kepada kepala sekolah. Seharusnya yang mundur, bahkan dipecat jika vaksinasi kepada pelajar ini tak mencapai target, kepala dinas itu sendiri sebagai top leader dari dunia pendidikan yang ada di Aceh,” kata Syakya Meirizal, Selasa (21/9).
Syakya menyebut, tuntutan bernada ancaman dari Alhudri ke kepala sekolah itu tidak logis. Sebab, dalam waktu 10 hari mendatang mana mungkin bisa tercapai vaksinasi pelajar di Aceh yang jumlahnya sekitar 570 ribu siswa.
Pemerintah Aceh saja, tuturnya, yang sudah melakukan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan, pegawai, karyawan BUMN dan swasta, serta masyarakat umum sekitar lima bulan yang lalu, baru berhasil melakukan vaksinasi kepada 70 ribuan orang.
“Jadi ini sebuah ultimatum yang tidak logis,” tegasnya.
Dalam aksi tunggalnya itu, Syakya Meirizal mengusung spanduk bertuliskan ‘Jika target vaksinasi tidak tercapai pada 30 September #PecatAlhudri dari kepala dinas pendidikan Aceh, bukan kepsek yang harus mundur’.
Sebelumnya, pada Ahad (18/9) lalu, Kadisdik Aceh Alhudri mengancam para kepala sekolah SMA/SMK dan SLB, jika tak dapat mencapai target vaksinasi Covid-19 hingga batas 30 September 2021, diminta untuk mundur saja.
“Ini saya tegaskan kepada kepala sekolah SMA, SMK dan SLB, jika tidak mampu maka saya persilakan mundur saja,” tegasnya. (IA)