“Jangan lagi kita cenderung berantem antar anak bangsa padahal yang kita hadapi adalah bangsa-bangsa asing yang akan terus berusaha kembali menjajah kita,” tegasnya.
Dan Indonesia harus kembali mengambil peran di internasional. Sebagai contoh, Indonesia harus bisa mengambil peran mendamaikan antara Arab Saudi dengan Iran.
Pada titik itulah peran kampus seperti UIN Ar Raniry menjadi penting. Yakni menggembleng para mahasiswa menjadi calon pemimpin bangsa yang mampu membawa negara Indonesia menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa di dunia.
“Di UIN ini saya percaya bahwa mahasiswa adalah masa depan. Di UIN, mahasiswa akan digembleng, bagaimana agama dan intelektualitas bersenyawa,” katanya.
Selain itu, kampus juga harus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasto memberi contoh bagaimana kuliner Aceh luar biasa. Dengan sentuhan teknologi dan hasil riset dari kampus-kampus di Aceh, kuliner Aceh seharusnya bisa bersaing baik di level nasional maupun dunia.
Selain itu, kampus di Aceh harus memikirkan juga pengembangan Aceh dengan karakter geopolitiknya, khususnya terkait wilayah maritimnya. Hasto memberi contoh mengenai potensi Sabang. Jika Terusan Kra di Thailand jadi dibuka, maka Sabang akan menjadi primadona.
“Ada pihak yang berusaha melakukan lobi politik agar terusan itu tak dibangun. Padahal kalau dibangun, akan terbuka pengembangan di wilayah Sabang. Di Sabang lah titik nol Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,” kata Hasto.
Tak lupa Hasto mendorong Menteri BUMN Erick Thohir untuk kerja sama dengan perguruan tinggi menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Di sini ada misalnya PT Pupuk Iskandar Muda. Kita berharap Menteri BUMN Pak Erick Thohir untuk mendorong BUMN bekerja sama dengan perguruan tinggi sehingga menjadi pusat pengembangan iptek dan pusat penggemblengan mahasiswa jadi calon pemimpin bangsa,” kata Hasto.
Hadir di acara itu ratusan mahasiswa dan sivitas akademi UIN sebagai peserta acara. Hasto hadir bersama Anggota DPR RI Fraksi PDIP yang juga Ketua Umum Pagar Nusa Gus Nabil Haroen, Fungsionaris PDIP Pulung Agustanto, dan Kepala Sekretariat PDIP Yoseph Aryo Adhie Dharmo. Jajaran PDIP Aceh dipimpin oleh Ketua DPD PDIP Aceh Muslahuddin Daud. (IA)