Menurutnya, untuk persiapan Armuzna (Arafah, Mudzalifah, dan Mina), para petugas kloter bersama pihak maktab juga sudah meninjau lokasi di mana tenda masing-masing jemaah akan menetap, baik itu di Arafah maupun di Mina.
“Untuk tahun ini ada peningkatan pelayanan di Arafah dan Mina, kalau dulu tidak ada kasur, alhamdulillah tahun ini tenda-tenda tertata rapi dan tersedia kasur serta selimut,” ujarnya.
Selain itu, Arijal juga mengimbau kepada jamaah untuk senantiasa menjaga kesehatan, makan teratur, konsumsi buah buahan serta perbanyak minum, kemudian istirahat yang cukup dan membatasi aktifitas fisik yang berlebihan dan waspada cuaca ekstrem, kalau keluar agar menggunakan APD.
“Menurut informasi dari petugas kloter, jemaah Aceh diberangkatkan ke Arafah dengan menggunakan bus yang telah disiapkan bagi masing-masing maktab dengan jadwal yang telah ditetapkan,” sebutnya.
“Alhamdulillah kemah sangat nyaman karena AC yang terbaru, serta ditambah dengan kasur yang belum ada pada musim haji sebelumnya,” lapor H Akhyar MAg, yang juga salah satu Ketua Rombongan (Karom) Kloter 1.
“Hampir seluruh jamaah haji asal Nanggroe Aceh sudah tiba menjelang petang Kamis, 7 Juli 2022. Mengingat malam Jum’at berada di Arafah yang merupakan malam yang sangat luar biasa. Apalagi haji tahun ini masuk haji akbar. Maka hampir seluruh kemah mengadakan doa bersama di kemah masing-masing,” sambung Tgk Akhyar, yang juga Kasi Bimas Islam Kankemenag Aceh Besar.
“Kloter 01 BTJ mayoritas jamaah asal Banda Aceh juga mengadakan shalat tasbih, zikir dan ditutup dengan doa diikuti oleh seluruh jamaah. Doa dan zikir dipimpin oleh Waled (Abdul Muthalib) pimpinan KBIH Al-Mabrur,” jelas Ustaz Akhyar, yang sebelumnya pernah menjadi jamaah dan petugas kloter ini.
Jamaah kloter pertama berasal dari Banda Aceh 187 orang, Sabang 19 orang, Aceh Besar 70 orang, Pidie Jaya 54 orang (satu meninggal dunia atas nama almarhum Muslim Meureudu), dan Aceh Utara 57 orang.
Jamaah kloter pertama berasal dari Banda Aceh 187 orang, Sabang 19 orang, Aceh Besar 70 orang, Pidie Jaya 54 orang (meninggal satu jamaah atas nama almarhum Muslim Meureudu), dan Aceh Utara 57 orang.