Untuk itu tambahnya, dengan menjalankan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi. “Untuk itu sekali lagi mohon dukungan dan doa restu dari semua pihak baik dari Bandung maupun di Jakarta,” katanya.
Apalagi katanya, masyarakat Aceh saat ini yang sudah menetap di Bandung dan sekitarnya diperkirakan sekitar 7.000 kepala keluarga (KK). Dan itu belum termasuk jumlah total semuanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan, lika-liku awal mula lahirnya KAMABA pada tahun 1951 yang saat itu namanya Studi Club Aceh (SCA). Lalu, tahun 1953 berubah nama menjadi Ikatan Pemuda Seulawah (IPS).
“Kemudian tanggal 24 Februari 1974 para tokoh-tokoh masyarakat Aceh saat itu merubah nama menjadi KAMABA.bAlhamdulillah KAMABA kini sudah dipimpin 14 ketua umum sejak berdiri sampai saat ini dan Alhamdulillah saya ketua umum ke-15,” sebutnya. (IA)