Lapas dan Rutan di Aceh Diminta Tingkatkan Pengamanan Saat Ramadhan
BANDA ACEH — Jajaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banda Aceh diminta untuk melakukan persiapan dalam mencegah dan mengatur potensi gangguan keamanan dan ketertiban di dalam Lapas.
Melihat kondisi jumlah petugas yang tidak sebanding dengan warga binaan, Plh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Aceh Rakhmat Renaldy menilai diperlukan pengelolaan dan manajemen yang baik terkait penyediaan tenaga keamanan yang ada.
“Pada bulan Ramadhan nanti, selain mengakomodir kebutuhan napi dalam melaksanakan ibadah, kita juga tetap harus sigap dan tepat dalam mendeteksi segala potensi gangguan,” kata Rakhmat, Jum’at (24/3/2023).
Apalagi nanti akan dilakukan kegiatan keagamaan pada malam hari, ia meminta penjagaan di Lapas pada bulan Ramadhan nanti harus lebih optimal lagi.
Sehingga alur dan pemilihan napi yang boleh keluar dari dalam sel harus dilakukan secara cermat dan selektif.
“Pengamanan dtingkatkan pengawasannya, karena mengeluarkan warga binaan dalam kamarnya pada malam hari akan ada shalat tarawih dan tadarusan,” ujarnya.
Hal yang sama ia ungkapkan saat meninjau kesiapan Rutan Banda Aceh dalam menghadapi bulan ramadhan.
Pembatasan jam kunjungan untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP) selama Ramadhan 1444 Hijriah harus diinformasikan kepada keluarga warga binaan.
Karena, Rakhmat mengatakan kunjungan warga binaan akan sangat dibatasi pada bulan Ramadhan.
Izin kunjungan hanya akan diberikan dengan alasan yang sangat mendesak dan tentunya dengan pertimbang dari Kalapas atau Karutan.
“Yang hanya diperbolehkan itu untuk mengantar makanan berbuka, untuk kunjungan kita batasi hanya untuk alasan yang sangat mendesak saja. Untuk pengantaran makanan pun waktunya diatur,” sambungnya.
Sebelumnya, Rakhmat juga telah meninjau kesiapan sejumlah UPT Pemasyarakatan dalam menghadapi bulan ramadhan.
Ia telah memberikan arahan pada Lapas Lhoknga, Lapas Calang, dan Lapas Meulaboh.
“Dan ini harus menjadi perhatian seluruh Lapas dan Rutan di Aceh, agar ibadah nyaman dan tidak ada gangguan keamanan,” tutupnya. (IA)
