BANDA ACEH – Tim Sembilan lembaga vertikal Kementerian Keuangan bidang ekonomi dan pembangunan di Aceh bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar di Meuligoe Wali Nanggroe, Selasa (10/5).
Sembilan lembaga vertikal tersebut yaitu Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Aceh, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Aceh, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Aceh, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Aceh, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Perwakilan Aceh, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh
“Tim Sembilan ini mengadakan pertemuan dengan Wali Nanggroe untuk menyampaikan kendala dan memberi masukan dalam rangka percepatan pembangunan di Aceh di berbagai sektor,” kata Kabag Humas dan Kerja Sama Wali Nanggroe M Nasir Syamaun.
M Nasir mengatakan Tim Sembilan merupakan forum lembaga vertikal di Aceh yang dibentuk pada 2020. Tim tersebut dibentuk untuk memudahkan koordinasi dan menyatukan persepsi lintas sektor dalam rangka menunjang upaya percepatan pembangunan Aceh.
Kepada Wali Nanggroe, masing-masing perwakilan lembaga vertikal tersebut menyampaikan berbagai kendala dan solusi percepatan pembangunan Aceh.
“Mereka telah melakukan kajian, mempelejari, dan memberikan pandangan-pandangan, mengapa Aceh selama ini tidak bisa membangun seperti seharusnya,” kata Wali Nanggroe usai pertemuan.
Wali Nanggroe juga menuturkan, selepas pertemuan tersebut pihaknya akan mengadakan komunikasi lebih lanjut untuk membangun kerjasama antara Tim Sembilan dengan Lembawa Wali Nanggroe.
“Saya akan memperjuangkan dengan cara apapun. Apakah harus ke Pemerintah Pusat, saya akan bawa mereka. Begitu juga apa yang harus saya perjuangkan dengan Pemerintah Aceh agar jalannya pemerintah lebih bagus,” tambah Wali Nanggroe didampingi Staf Khusus M Raviq dan Rustam Effendi.
“Masukan-masukan yang disampaikan sangat berguna untuk percepatan pembangunan di Aceh,” kata M Raviq.
Masukan-masukan tersebut misalnya seperti apa yang disampaikan oleh Kakanwil Bea Cukai Aceh, Safuadi. Menurutnya, Aceh memiliki banyak komoditas yang bisa dijadikan bahan ekspor.