Listrik Siaga, Dirut PLN Terbang ke Dubai? Dugaan Liburan Pribadi di Tengah Utang Menggunung
“Penurunan laba hingga Rp4,3 triliun ini sangat tidak masuk akal, mengingat PLN memonopoli pasar listrik di Indonesia,” tegas Uchok.
Kritik lainnya muncul dari dugaan perjalanan dinas fiktif yang dilakukan Darmawan ke luar negeri, termasuk ke Melbourne saat masa siaga Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Dalam kondisi keuangan yang tak sehat, Uchok menilai sangat tidak pantas jika petinggi perusahaan melakukan perjalanan yang tidak berkaitan langsung dengan kepentingan perusahaan, apalagi jika menggunakan dana operasional PLN.
Upaya klarifikasi yang dilakukan oleh media kepada Darmawan Prasodjo maupun Sekretaris Perusahaan PLN, Alois Wisnuhardana, sejauh ini belum mendapatkan respons.
Pesan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp juga tidak dijawab hingga berita ini diturunkan.
Isu ini menambah panjang daftar kontroversi yang melingkupi BUMN strategis tersebut.
Sebagai perusahaan yang memegang kendali atas sektor kelistrikan nasional, publik berharap PLN tidak hanya sehat dari sisi finansial, tetapi juga menunjukkan integritas dan transparansi dalam kepemimpinannya.
Situasi ini tentu menjadi pengingat bahwa dalam mengelola perusahaan negara, tata kelola dan etika publik tak kalah penting dibanding laporan laba rugi.
Jika tak segera diklarifikasi, isu ini dikhawatirkan akan meruntuhkan kepercayaan publik yang selama ini menjadi sandaran utama eksistensi perusahaan milik negara.