Mafindo Ajak Masyarakat Aceh Cegah Hoaks Jelang Pemilu 2024
Banda Aceh — Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Aceh melaksanakan kegiatan pre-bunking, yang dilakukan di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya Banda Aceh, Ahad (24/9/2023).
Kampanye ini mengajak masyarakat yang hadir untuk lebih mengenali ciri-ciri informasi bohong (hoaks) dan sadar bahaya hoaks yang dapat memecah belah kerukunan masyarakat apalagi mendekati pesta demokrasi Pemilu 2024.
Kegiatan pre-bunking ini merupakan langkah edukasi mafindo untuk masyarakat Aceh yang dilakukan dengan permainan menarik dengan tema hoaks, sehingga subtansi bisa tersampaikan pada semua kalangan masyarakat yang hadir.
130 lebih masyakarat ikut berpartisipasi dan antusias dengan edukasi yang dilakukan Mafindo Wilayah Aceh ini.
Rizki Amanda, PIC kegiatan ini menyampaikan dalam sesi pembukaan kegiatan bahwa langkah ini sangat penting dilakukan di Aceh, menginggat Aceh merupakan daerah paling tinggi penyebaran hoaks-nya.
Pre-bunking sendiri merupakan kampanye atau pencegahan hoaks dengan cara memasukkan sikap kritis kepada masyakat agar tidak mudah percaya hoaks apalagi menyebarkannya.
Masyarakat harus cerdas menyikapi suatu informasi dan tidak lansung percaya tanpa periksa dulu kebenarannya.
“Peran orang muda juga sangat penting dalam mebuat konten-konten positif dan edukatif kepada masyarakat, dan hari ini kita libatkan berbagai macam komunitas orang muda di Aceh termasuk kawan-kawan disabilitas agar sama sama berperan melawan hoaks di Aceh,” terangnya.
Koordinator Mafindo Wilayah Aceh Destika Gilang menambahkan, pihaknya memberikan edukasi dengan cara santai yaitu dengan cara bermain ular tangga anti hoax dan board game fandom warnas kepada masyarakat, agar mengenali tiga kategori hoaks yaitu disinformasi, informasi salah dan yang menyebarkan tahu kalo itu salah namun sengaja disebarkan demi kepentingan tertentu. Termasuk kepentingan politik.
Kemudian misinformasi merupakan informasi salah dan yang nyebarin tidak tahu kalau itu salah yang terima informasi dimana bisa jadi informasinya benar dan bisa jadi salah, namun memang sengaja ‘digoreng’ demi kepentingan untuk menjatuhkan orang tertentu.