BANDA ACEH — Selama ini, mahasiswa dan pelajar asing yang menimba ilmu di Banda Aceh nyaris luput dari perhatian pemerintah dan publik Aceh. Mereka terkesan berjalan sendiri dan hidup nafsi-nafsi di perantauan.
Menyadari hal itu, pengurus Kosgoro 1957 Aceh berinisiatif menggelar pertemuan, dialog dan pembagian paket lebaran kepada puluhan mahasiswa dan pelajar dari 7 negara yang sedang menimba ilmu di Banda Aceh dan sekitarnya, pada Minggu (9/5) di Café Hutan Kota, Tibang, Banda Aceh.
Para mahasiswa dan pelajar ini berasal dari Palestina, Thailand, Philipina, Tajikistan, Zambia, Senegal dan Mali.
Mereka berada di Aceh untuk mengikuti pendidikan di UIN Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Serambi Mekkah (USM) dan MTs Dayah Oemar Diyan Indrapuri Aceh Besar.
Bakarim, presiden mahasiswa asal Zambia, mengaku gembira mendapat undangan dialog dan pembagian paket lebaran dari Kosgoro Aceh. Mahasiswa asal Zambia berjumlah 16 orang di Aceh dan semua mereka belajar di USK.
Bakarim mengatakan, ini adalah kali pertama dirinya dan kawan-kawan asal Zambia diundang dalam forum silaturahmi dan dialog dengan ormas setempat. Dia berharap kegiatan serupa agar digelar lagi pada tahun depan.
Samar, mahasiswi cantik asal Gaza, Palestina, mengatakan, Aceh sangat indah dan nyaman untuk ditempati. “Masyarakat Aceh sangat baik dan ramah-ramah, tidak sombong,” kata Samar dibenarkan kawan senegaranya, Noor.
Sementara utusan Senegal mengatakan, citra Aceh di luar sangat berbeda dibanding ketika dia tiba di Aceh. Sebelum dirinya datang ke Aceh seakan-akan Syariat Islam di Aceh itu, berbicara dengan perempuan saja tidak boleh, langsung dicambuk.
“Setelah datang ke Aceh ternyata informasi yang saya dapatkan melalui internet itu banyak tidak benar,” kata mahasiswa asal negara pesepakbola Club Liverpool, Sadio Mane.
Ketua Kosgoro 1957 Aceh Jamaluddin Jamil mengatakan, kegiatan pertemuan dan dialog dengan mahasiswa asing di Aceh sangat diperlukan dalam upaya membantu membuka konektivitas Aceh dengan negara-negera sahabat.
“Para mahasiswa itu kita jadikan semacam duta yang akan mengampanyekan sisi positif Aceh di negaranya, melalui media sosial atau forum-forum interternasional sehingga dalam jangka panjang menguntungkan Aceh seperti akan berdatangan mahasiswa baru atau wisatawan mancanegra ke Aceh,” kata Jamaluddin.
“Hari ini kita berhasil menggelar pertemuan pertama dengan mahasiswa asing yang sedang belajar di Aceh. Kita akan berupaya agar kegiatan serupa dapat berlangsung lagi pada tahun-tahun berikutnya,” ungkap Jamaluddin yang juga Ketua Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) Wilayah Aceh.
Pada kesempatan ini, Kosgoro Aceh membagikan paket hari raya berupa peci khas Aceh, baju koko, kain sarung dan mukena. (IA)