Pidie Jaya, Infoaceh.net – Tindakan Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, yang diduga memukul Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Trienggadeng hingga korban dilarikan ke puskesmas menuai kecaman dari berbagai pihak.
Peristiwa yang terjadi pada Kamis pagi (30/10/2025) itu dinilai mencoreng nilai-nilai adat, syariat, dan kehormatan yang dijunjung tinggi masyarakat Aceh.
Pemerhati kebijakan publik Aceh, Drs. M. Isa Alima, mengecam keras tindakan tersebut dan meminta agar penegak hukum bertindak tegas.
“Kita ingin ini diproses hukum. Main hakim sendiri itu pelanggaran hukum. Tidak layak seorang Wakil Bupati main pukul-pukul seperti preman,” tegas Isa Alima dengan nada prihatin.
Menurut Isa, kekuasaan tanpa kendali merupakan ancaman bagi demokrasi dan kemanusiaan. Ia menilai peristiwa itu terjadi di tengah upaya pemerintah memperkuat etika birokrasi dan pelayanan publik yang beradab.
“Bagus kalau mau sidak, karena itu bagian dari tanggung jawab. Tapi kalau menemukan kekurangan, bimbinglah dengan bijak, bukan dengan tangan yang mengepal. Pemimpin itu meneduhkan, bukan menakut-nakuti,” ujar Isa Alima yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Patriot Bela Nusantara (PBN) Aceh.
Isa menegaskan, kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan. Jabatan, katanya, adalah amanah rakyat, bukan senjata untuk melukai rakyat.
“Rakyat memberi mandat untuk memimpin dengan hati, bukan memberi kuasa untuk membogem. Ketika tangan pejabat berubah menjadi tinju, maka yang luka bukan hanya kepala seseorang, tapi juga nurani rakyat yang pernah percaya,” tambahnya.
Ia mendesak agar aparat penegak hukum bersikap adil dan transparan.
“Kalau ini tidak diproses hukum, maka yang lain akan menganggap main pukul bukan pelanggaran. Ini harus dihentikan. Jangan biarkan kekuasaan berjalan tanpa hati nurani,” tutup Isa dengan nada getir.



