Makam Leluhur Gayo di Krueng Keureuto Dibongkar, Warga Demo Kantor Bupati Bener Meriah
Dalam hal ini, puluhan massa yang membawa bendera merah putih guna melakukan unjuk rasa juga di kawal ketat oleh pihak Kepolisian dan aparat gabungan lainnya.
Berikut tuntutan massa yang disampaikan dan harus direalisasikan di antaranya,
PT Brantas Adipraya harus menghentikan penggalian makam.
Pemkab Bener Meriah harus menandatangani surat penghentian penggalian makam leluhur Gayo.
Pemerintah harus memeriksa Amdal pembangunan waduk PT Brantas Adipraya, dan makam tidak boleh dipindahkan.
PT Brantas Adipraya harus bertanggung jawab atas makam yang sudah dipindahkan.
Kapolres, Kapolda, dan Kapolri harus mengusut tuntas persoalan makam tersebut.
DPRK Bener Meriah bertanggung jawab atas penyelesaian masalah makam leluhur masyarakat Gayo.
Unjuk rasa yang berlangsung tersebut berjalan dengan aman dan tertib tanpa adanya kericuhan.
Sebanyak 200 personel Polres Bener Meriah, dibantu Brimob, TNI, Satpol PP dan Dinas Perhubungan Bener Meriah turut mengamankan jalannya aksi unjuk rasa yang digelar aliansi masyarakat Gayo.
Kapolres Bener Meriah AKBP Nanang Indra Bakti yang ikut langsung dalam pengamanan aksi damai tersebut mengatakan, petugas yang melakukan pengamanan aksi damai hari ini mengedepankan upaya persuasif.
“Kita dari personel Polres Bener Meriah dibantu rekan-rekan TNI dan Satpol-PP yang melakukan pengaman aksi damai hari ini mengedepankan upaya persuasif di mana dari rekan-rekan aliansi masyarakat Gayo kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah Gayo Lues dan Aceh Tenggara juga menyampaikan orasinya dengan damai,” kata AKBP Nanang
Kapolres melanjutkan pengawalan dan pengamanan tersebut merupakan salah satu tugas pokok untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Mudah-mudahan aksi yang dilakukan oleh masyarakat hari ini dapat berjalan dengan tertib, dan semoga aspirasi yang mereka sampaikan dapat diterima,” ucap AKBP Nanang. (IA)