BANDA ACEH — Muktamar Luar Biasa Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Siswa Kader Dakwah (DPP-Iskada) Aceh berhasil memilih Azwir Nazar sebagai Ketua Umum sekaligus Ketua Formatur periode 2022-2026, Sabtu sore (27/8) di Banda Aceh.
Acara yang berlangsung alot tersebut dipimpin Presidium Sidang Dai Kondang Ustadz Umar Ismail SAg di Markas Besar Iskada, Lambhuk, Banda Aceh yang diikuti unsur Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan Forum Keluarga Besar Iskada.
Muktamarlub Iskada digelar karena kepengurusan sebelumnya (2017-2021) Khairul Laweung dan Muhammad Syarif Meukek resmi dibekukan pada 17 Juni 2022 oleh Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) karena dianggap telah vakum dan lalai hingga berakhirnya masa jabatan.
“Makanya Muktamarlub kita laksanakan untuk melanjutkan estafet organisasi. Perpanjangan waktu yang kita berikan juga tak mampu dimanfaatkan, sehingga Muktamarlub jadi opsi terakhir,” sebut Muhammad Yusuf G Moeda, sebagai Ketua MPO.
Dengan berbagai dinamika yang ada, dan setelah beberapa kali Muktamar gagal dilaksanakan, akhirnya Muktamarlub berhasil dilaksanakan dengan menetapkan Azwir Nazar dan Cika Setyadi sebagai Ketua dan Sekretaris Formatur.
Azwir diharapkan dapat memulihkan dan mereposisi Iskada sebagai organisasi Kader dan dapat menjadi figur permersatu.
Mengingat kisruh yang terjadi belakangan telah membuat Iskada ‘vakum’ baik di tinggkat DPP maupun DPW.
Para tokoh senior kelihatan juga turut menghadiri Muktamarlub Iskada seperti H Ahsan Jass (Banda Aceh) H Mufakir Muhammad (Pidie), Muhammad Heykal (Lhoksemawe), dr Aditya Chandra (Aceh Besar), Baharuddin AR (Aceh Utara) dan beberapa tokoh da’iyah perempuan.
Sementara Ketua Terpilih, Azwir Nazar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak terutama para sahabat dan senior Iskada yang telah mensukseskan Muktamarlub.
“Bismillah. Ini untuk dakwah, kita berbuat yang terbaik. Mari berkorban untuk kebaikan dan keberlanjutan Iskada dalam membina dan melaksanakan dakwah Islamiyah,” sebutnya.
Iskada diprakarsai para ulama dan tokoh Aceh untuk membina dan mencetak para muballigh/ah, dan usianya sudah 50 tahun.