Mark Zuckerberg Rogoh Rp 4 Triliun Buat Rekrut Pemuda Jenius AI, Siapa Dia?
Kesepakatan untuk mengunci Deitke di Meta, menggarisbawahi dorongan agresis Meta untuk bersaing dalam kecerdasan buatan.
Meta dilaporkan telah membayar lebih dari 1 miliar dolar AS untuk membangun daftar bintang peneliti AI, termasuk memikat Ruoming Pang, mantan kepala tim modal AI Apple, untuk bergabung dengan tim Superintelligence Labs dengan paket kompensasi yang bernilai lebih dari 200 juta dolar.
Namun, proyek besar Meta itu memicu kekhawatiran soal ketimpangan ekonomi yang semakin parah di era dominasi AI. Ramesh Srinivasan, profesor Studi Informasi dan Desain/Seni Media di UCLA dan pendiri Laboratorium Budaya Digital, menyebut model pembangunan AI meta sebagai penyebab mendasar ketimpangan yang terus melebar.
“Perusahaan-perusahaan ini memberikan ratusan juta dolar AS kepada segelintir peneliti elit, sementara pada saat yang sama, memberhentikan ribuan pekerja, banyak di antaranya seperti moderator konten, bahkan tidak diklasifikasikan sebagai karyawan penuh,” ujar Srinivasan.
“Inilah pekerjaan-pekerjaan yang ingin digantikan oleh Meta dan perusahaan-perusahaan sejenisnya dengan sistem AI yang tengah mereka kembangkan secara agresif.”
Zuckerberg mengatakan kepada para investornya bahwa ia sedang membangun tim yang elit dan berbakat. Menurutnya, dengan menghabiskan ratusan miliar dolar AS untuk komputasi dan membangun klaster berkapasitas gigawatt, adalah hal yang masuk akal untuk bersaing sangat ketat dan melakukan apapun untuk mendapatkannya.