Rente dan Oligarki: Simbiosis yang Merusak
Dalam logika ekonomi-politik, rente hanya mungkin terjadi dalam sistem yang oligarkis. Ketika struktur politik dikuasai oleh segelintir elite, maka kebijakan yang dihasilkan cenderung menguntungkan mereka. Dalam hal ini, dinasti politik berfungsi sebagai kendaraan untuk mempertahankan dominasi ekonomi.
Oligarki yang dibungkus dalam dinasti rente menciptakan sistem yang sangat resisten terhadap perubahan. Mereka memiliki sumber daya untuk mengontrol partai politik, media, dan lembaga penegak hukum. Dalam situasi ini, pengawasan publik menjadi lemah, dan akuntabilitas tidak pernah menjadi norma. Bahkan, lembaga demokrasi seperti KPU, Bawaslu, hingga Mahkamah Konstitusi, bisa menjadi alat yang digunakan untuk memuluskan jalan kekuasaan mereka.
Sebagaimana disampaikan Jeffrey Winters dalam Oligarchy, oligarki politik adalah fenomena global, tetapi di negara-negara seperti Indonesia, ia menemukan medan subur karena lemahnya institusi, besarnya ketimpangan ekonomi, dan budaya patronase yang kuat. Maka, melanggengkan dinasti rente sama dengan merawat oligarki.
Argumen “Warga Biasa Boleh Berkuasa” yang Menyesatkan
Pendukung dinasti politik kerap menggunakan argumen demokratis untuk membenarkan praktik pewarisan kekuasaan. “Setiap warga negara berhak dipilih dan memilih,” kata mereka. Namun, argumen ini menjadi cacat jika mengabaikan ketimpangan akses, modal, dan pengaruh.
Misalnya, ketika anak presiden mencalonkan diri, ia bukan sekadar warga biasa. Ia membawa nama besar, dukungan politik struktural, dan fasilitas negara. Maka, kontestasi politik tidak lagi adil. Di sinilah pentingnya memahami demokrasi bukan semata prosedur, tetapi juga substansi: apakah pemilu benar-benar membuka ruang yang setara bagi semua warga negara?
Dalam demokrasi substansial, kesetaraan kesempatan adalah prinsip utama. Namun, ketika satu keluarga menguasai jabatan publik secara beruntun dan bertingkat, sistem tersebut telah kehilangan rohnya.
Peran Partai Politik: Dari Sekolah Demokrasi ke Agen Oligarki