Selanjutnya, Kabupaten Aceh Tengah, daerah penghasil kopi ini akan turut serta menjadi tuan rumah pelaksanaan PON, terkhusus pada cabor triathlon dan berkuda.
Sementara itu, untuk cabang olahraga Aero Sport, Paralayang dan Gantole, akan dipertandingkan di Kabupaten Bener Meriah.
Selain itu, Sungai Alas turut serta menjadi venue Cabang Olahraga arung jeram yang terletak di Kabupaten Aceh Tenggara.
Selain itu Achmad Marzuki juga menjelaskan beberapa hal lain menyangkut kesiapan Aceh dalam hal ketersediaan hotel, transportasi dan lainnya.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi juga menjelaskan persiapan yang dilakukan Sumatera Utara sebagai tuan rumah PON 2024 bersama Aceh.
Pemprov Sumatera Utara disebut telah mempersiapkan Kawasan Sport Center seluas 300 Hektar dan bersertifikat dilengkapi dengan desain masterplan pembangunan 26 venue olahraga.
“Pada tahun 2023 juga direncanakan pembangunan Venue Stadion Utama bersumber Dana APBN dan 3 Venue Pendukung bersumber Dana APBD Sumatera Utara,” kata Edy.
Edy juga meminta Menpora untuk percepatan pembangunan Stadion Utama sumber Dana APBN senilai Rp 1,7 triliun yang akan digunakan sebagai lokasi closing ceremony.
Kemudian pengadaan peralatan pertandingan meliputi matras beladiri, Scoring Board, timer, ring tinju
Kemudian pengadaan peralatan pertandingan meliputi matras beladiri, Scoring board, timer, ring tinju, bola, net dan peralatan pertandingan lainnya sesuai kebutuhan masing-masing Cabor.
Selain itu Edy juga mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan pemerintah pusat terkait pembiayaan seluruh pelaksana pertandingan setiap Cabor meliputi personel PB PON, technical delegate, dewan juri, panitia pelaksana, sub panitia pelaksana yang diperkirakan mencapai kurang lebih 5500 orang.
“Selain itu juga pembiayaan kendaraan angkutan sebagai transportasi dalam penyelenggaraan PON,” kata Edy.
Menpora Zainudin Amali merespon laporan tuan rumah mengatakan, pihaknya akan menjadikan seluruh masukan Gubernur Aceh dan Gubernur Sumatera Utara sebagai catatan yang akan ditindaklanjuti.