JAKARTA — Ir H Muslim Armas resmi dilantik sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (TIM) periode 2022-2026 di Ruang Pertemuan Gedung Nusantara IV DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (24/12/2022).
Dalam kesempatan ini turut pula dikukuhkan pengurus organisasi tingkat pusat TIM untuk masa bakti empat tahun ke depan, yang terdiri atas Dewan Kehormatan, Dewan Penasihat, Majelis Mufakat, dan Pengurus Harian yang di dalamnya dibagi dalam bidang-bidang dan badan otonom.
Pelantikan ketua umum dan pengurus pusat induk organisasi paguyuban masyarakat Aceh di perantauan ini dilakukan oleh Ketua Dewan Kehormatan PP TIM Dr Mustafa Abubakar didampingi Teuku Safli Didoh dan Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi.
Mustafa Abubakar menyerahkan bendera pataka kebesaran TIM ke Muslim Armas. Dilanjutkan dengan penandatangan berita acara kepengurusan oleh Ketua Umum TIM 2017-2022 Dr Surya Darma dan Muslim Armas selaku Ketum PP TIM yang baru.
“Hari ini sebuah amanat besar telah diletakkan di pundak kami, ini adalah sebuah amanat yang harus dipertanggung jawabkan dunia akhirat. Hari ini pertanda awal perjuangan kami untuk menghadirkan persaudaraan dan persatuan masyarakat Aceh seperantauan yang berasal dari berbagai daerah,” kata Muslim Armas dalam sambutannya.
Muslim yang terpilih jadi Ketua Umum PP TIM dalam Mubes pada 11 September 2022 mengajak masyarakat tidak melupakan sejarah pendirian TIM pada 24 Agustus 1950 oleh tokoh-tokoh Aceh saat itu, sebagai wadah pemersatu dan silaturahmi masyarakat Aceh.
Untuk itu, Muslim mengajak untuk sama-sama meneruskan cita-cita dan perjuangan para tokoh pendahulu dengan cara bersatu, mempererat silaturahmi dan mengedepankan kepentingan masyarakat Aceh.
“Ini saatnya kita bergandengan tangan, duduk sama rata, berdiri sama tegak, kita bergotong royong bahu membahu menjaga kesinambungan, merawatnya serta membangun dengan penuh persaudaraan,” ujar Muslim yang sebelumnya menjabat Ketua Umum Keluarga Urueng Pidie (KUPI).
Muslim menegaskan di bawah kepengurusannya, ia ingin menjadikan Wisma TIM di Jalan Perahu, Guntur, Jakarta Selatan sebagai rumah bersama masyarakat Aceh, tempat bermufakat serta mencari solusi untuk kepentingan Aceh.
