“Ada ya orang yang dengan kekuasaannya mencelakakan orang lain…”
Klarifikasi dari Kasmudjo memunculkan serangkaian pertanyaan yang tak lagi bisa dihindari: Siapa sesungguhnya pembimbing skripsi Presiden Jokowi? Benarkah UGM tak menyimpan arsip akademik seperti disebut-sebut sebelumnya? Mengapa nama Kasmudjo diangkat sebagai pembimbing jika tak sesuai fakta?
Di kanal YouTube Refly Harun, komentar publik membanjir. Sebagian besar menyuarakan simpati dan penghormatan pada keberanian Kasmudjo. Sebagian lain, menuntut UGM dan pemerintah memberi klarifikasi resmi.
Rismon menyebut bahwa ini bukan akhir, tapi justru awal. Ia berencana melanjutkan investigasi, termasuk menelusuri arsip Kedaulatan Rakyat edisi 18 Juli 1980, yang diduga menyimpan pengumuman nilai akademik.
“Kami tidak mau dibungkam. Ini demi sejarah Indonesia,” tegas Rismon.
Rismon akan lanjut investigasi koran Kedaulatan Rakyat
Hingga kini, UGM belum memberikan pernyataan resmi, sementara publik terus menanti.
Pengakuan Kasmujo ini bukan akhir, melainkan awal dari pertanyaan yang lebih besar. Rismon berencana melanjutkan investigasi, termasuk mencari arsip koran Kedaulatan Rakyat edisi 18 Juli 1980, yang memuat pengumuman kelulusan mahasiswa UGM pada tahun 1980.
“Kami tidak mau dibungkam,” tegas Rismon. “Ini demi sejarah Indonesia.”
Sementara itu, warung Kasmujo tetap berdiri di pinggir Selokan Mataram, menyimpan cerita yang kini menjadi sorotan nasional. Publik menanti jawaban resmi dari UGM dan pihak berwenang, di tengah fakta dan narasi yang terus bertabrakan.***