MEUREUDU, Infoaceh.net – Di tengah semaraknya pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXVII Tingkat Provinsi Aceh di Kabupaten Pidie Jaya, sebuah kegiatan ilmiah turut memberi warna tersendiri: Seminar Al-Qur’an bertema “Membangun Aceh Bermartabat: Internalisasi Nilai Al-Qur’an di Era Transformasi Digital.”
Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai III Kantor Bupati Pidie Jaya, Selasa (4/11/2025), resmi dibuka oleh Bupati Pidie Jaya Sibral Malasyi. Seminar ini menghadirkan dua ulama nasional yang dikenal luas di bidang tafsir dan kajian Islam, Prof Dr KH. Said Agil Husin Al Munawar MA dan Dr Muchlis Muhammad Hanafi MA.
Kehadiran kedua narasumber tersebut disambut antusias oleh peserta yang terdiri dari kafilah MTQ, tokoh agama, akademisi, dan masyarakat umum.
Dalam paparannya, KH Said Agil Husin Al Munawar mengingatkan pentingnya menjaga keistimewaan Aceh yang telah dikenal sebagai daerah dengan identitas keislaman yang kuat.
“Aceh tidak hanya pintu masuk Islam di Nusantara, tapi juga pusat dakwah dan peradaban. Karakter religius dan ketangguhan masyarakat Aceh adalah warisan Al-Qur’an yang harus terus dijaga,” ujarnya.
Ia menegaskan, kemajuan teknologi dan arus informasi yang tak terbendung dapat membawa dampak negatif jika tidak dibarengi dengan pemahaman nilai-nilai Al-Qur’an.
“Internalisasi nilai Al-Qur’an adalah kebutuhan mendesak agar kemajuan teknologi tidak mengikis moral dan martabat umat,” tambahnya.
Sementara Dr Muchlis Muhammad Hanafi dalam sesi kedua menyoroti pentingnya menjadikan transformasi digital sebagai peluang dakwah, bukan ancaman.
“Digitalisasi bisa menjadi sarana menyebarkan kebaikan, namun juga bisa menjadi pintu fitnah, penyebaran kebohongan, dan krisis adab. Karena itu, umat Islam harus mampu menempatkan nilai Al-Qur’an sebagai panduan utama dalam bermedia dan berinteraksi,” jelasnya.
Menurutnya, kemuliaan Aceh tidak diukur dari simbol-simbol syariat semata, melainkan dari sejauh mana nilai-nilai Al-Qur’an hidup dan diamalkan dalam keseharian masyarakat.
“Martabat tidak diwariskan, tapi dibangun terus-menerus melalui iman, ilmu, dan amal,” pungkasnya.



