Ia menyebutkan dengan seiring berkembangnya zaman adat Aceh memerlukan bentuk-bentuk adaptasi sekaligus pertahanan terhadap perkembangan teknologi dan dinamika masyarakat post modern.
“Seiring dengan semakin masifnya penggunaan internet dan media sosial, adat Aceh memerlukan penyebaran informasi melalui penulisan atau naskah tertulis yang dapat dibaca oleh generasi sekarang dan masa datang, karena tidak efektif lagi dituturkan hanya melalui pesan verbal,” kata Nova.
Maka dengan menghadapi perkembangan dunia post modernis ini, diharapkan sumbangsih pemikiran Pengurus MAA tentang bagaimana cara yang efektif membangun gairah orang Aceh untuk terus bekerja keras, dan membantu memajukan gampong dan komunitas dalam berbagai bidang.
“Sebab kemajuan serta kesejahteraan negeri yang kita sama-sama impikan, tentunya berawal dari kemajuan gampong dan juga simpul-simpul diaspora Aceh yang ada di Sumatera Barat dan berbagai kota lainnya. Kita tahu, salah satu upaya memajukan gampong di Aceh adalah dengan membangun semangat lembaga-lembaga adat yang telah tertuang dalam Qanun Aceh,” katanya.
Selain itu, Gubernur Nova juga berharap kepada para tetua Adat Aceh di Sumatera Barat untuk memberi solusi secara patut guna mengatasi berbagai persoalan yang kemudian muncul. Terutama di lingkungan perantau Aceh.
“Tentu saja, hal ini perlu dilakukan bersama-sama dengan para pemerhati dan pemangku kepentingan. Termasuk para ulama, akademisi, para cendekiawan, dan juga Pemerintah Aceh serta para tokoh dan cerdik-cendekia yang ada di Sumatera Barat,” ujarnya.
Senada dengan gubernur, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud al Haytar mengharapkan kehadiran MAA Perwakilan Sumatera Barat mampu sesuai misi lembaganya untuk membangun masyarakat Aceh yang beradab, berbudaya berlandaskan dinul Islam.
“Tentunya bukan hanya buat masyarakat Aceh yang tinggal di Aceh, tapi juga bagi diaspora Aceh yang tinggal di seluruh Nusantara, bahkan di berbagai belahan dunia,” kata Wali Nanggroe.
Untuk itu, ia berharap sebagai perantauan, wajib meninggikan adat dan budaya Aceh yang berlandaskan Dinul Islam tanpa menyampingkan adat istiadat di masing-masing tempat dimana pun berada.