“Program ini sudah berjalan empat tahun, dari 2016 sampai 2020 sekarang. Semestinya setiap tahun dievaluasi apa capaian atau outputnya, ini malah anggaran digelontorkan terus menerus untuk program yang tidak memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Idealnya, dengan proyek pengadaan penggemukan sapi yang mencapai 700-an ekor pada tahun 2016 dan 2017 harga daging sapi di Aceh bisa turun. Tapi faktanya, tidak juga,” papar Taqwaddin.
“Kami berharap ini menjadi bahan evaluasi Pemerintah Aceh, khususnya DPR Aceh dalam pembahasan anggaran nantinya. Kita berharap ini juga menjadi perhatian pihak yudikatif, baik Polda Aceh maupun Kejati Aceh untuk mengusut kejadian ini. Kemana uang pakan yang dianggarkan sehingga mengapa sampai ada puluhan sapi yang kurus kering penyakitan seperti itu,” pungkas Taqwaddin. (IA)