BANDA ACEH — Museum Aceh menggelar Pameran Koleksi Biologika di Kota Banda Aceh, yang menampilkan berbagai koleksi satwa langka yang hampir punah di Aceh. Seperti, harimau dan gajah sumatera, tringgiling, hiu gergaji dan sejumlah satwa penting lainya dalam upaya meningkatkan edukasi flora dan fauna
Pameran tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh Almuniza Kamal di Museum Aceh, Senin, 26 September 2022.
Almuniza menyampaikan, Aceh kaya akan berbagai jenis flora dan fauna yang terdiri dari 1.000 jenis tumbuhan hutan dan satwa liar yang hidup didalam hutan, seperti yang dikenal dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang merupakan sebuah kebanggaan bagi potensi Aceh.
Menurut Almuniza, museum berfungsi untuk menjaga kelestarian serta sebagai sarana edukasi dan rekreasi dengan ditampilkan berbagai koleksi biologika sekitar 22 koleksi dan merupakan hewan asli, terdiri atas harimau akar, beruang madu, buaya putih, gajah, hiu gergaji, serta beragam kupu-kupu yang dipamerkan.
“Seperti filosofi gajah pada masa kesultanan digunakan sebagai armada perang, karena gajah Aceh memiliki keunikan, yaitu kekuatan yang sangat cocok dijadikan sebagai armada perang, dilatih khusus untuk melakukan peperangan,” ungkap Almuniza.
Butuh penelitian lebih lanjut untuk mempresentatifkan apa yang ada di hutan Aceh, dan masyarakat Aceh harus mengenal jati diri dengan datang ke Museum Aceh untuk mengetahui sejarah dan budaya, agar tidak kehilangan arah sebagai bangsa Aceh.
“Untuk mencari jati diri kita harus menggali potensi yang dimiliki oleh masyarakat Aceh, semoga menjadi kebanggan bagi kita masyarakat Aceh dengan diberikan begitu banyak potensi yang harus kita jaga dan dirawat,” jelas Almuniza.
Terakhir, Almuniza juga mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk melihat langsung koleksi satwa liar ke Museum Aceh, dan berharap museum ini bisa menjadi media interaktif bagi fauna dan flora yang ditampilkan. (IA)