Senjata tersebut beserta pelurunya akan dikirim ke laboratorium FBI di Quantico, Virginia, untuk analisis forensik lanjutan, termasuk pencarian sidik jari dan DNA laten (jejak DNA yang tidak terlihat oleh mata telanjang).
Selain itu, penyelidik mengumpulkan jejak sepatu, sidik telapak tangan, dan sidik lengan bawah untuk dianalisis.
FBI di Salt Lake City merilis rekaman pengawasan yang memperlihatkan pria kulit putih berpakaian serba gelap, termasuk atasan lengan panjang bergambar bendera Amerika, topi bisbol gelap, dan kacamata hitam.
FBI juga menawarkan hadiah sebesar USD 100.000 bagi informasi yang mengarah pada penangkapan pelaku.
Mason menuturkan, penyidik menduga tersangka tiba di kampus pukul 11.52 waktu setempat, sekitar 28 menit sebelum Kirk ditembak.
Tembakan mematikan itu dilepaskan dari sebuah gedung berjarak cukup jauh dari lokasi Kirk berpidato di hadapan sekitar 3.000 orang.
“Kami telah melacak pergerakannya ke kampus, melalui tangga, naik ke atap, melintasi atap menuju lokasi penembakan,” kata Mason.
“Setelah penembakan, kami berhasil melacak pergerakannya saat ia bergerak ke sisi lain gedung, melompat dari gedung, dan melarikan diri dari kampus ke sebuah permukiman.”
Penyidik kini menyisir lingkungan sekitar dan memeriksa rekaman kamera CCTV warga.
Penembakan Terencana
Brad Garrett, pensiunan agen FBI sekaligus kontributor ABC News, menilai bukti menunjukkan pelaku merencanakan penembakan dengan detail, termasuk pembuangan senjata di jalur pelarian.
“Senjata itu bisa jadi miliknya, didaftarkan, atau dibeli. Bisa juga senjata curian. ATF (Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak AS) pasti akan membantu menelusuri asalnya,” ujarnya.
Menurut Garrett, temuan jejak telapak tangan juga penting. Jika Robinson pernah terdaftar di militer, pemerintah, atau kontraktor, kemungkinan rekamannya sudah ada di sistem.
Ia juga menyoroti keterampilan teknis pelaku.
“Jika benar hanya dengan satu tembakan dari jarak sejauh itu dia bisa membunuh Charlie Kirk, itu menunjukkan kemahiran tinggi. Sulit menjaga konsentrasi dan pernapasan untuk melakukan tembakan seperti itu,” kata Garrett.