Aceh juga lebih awal mempersiapkan fasilitas pendukung, pembukaan posko informasi, rumah sakit rujukan, hingga ruang isolasi sebelum ada indikasi positif di Aceh.
“Kami melakukan jam malam sebelum daerah lain wacana Pembatasan Sosi Berskala Besar (PSBB). Awalnya masyarakat Aceh kurang yakin dengan adanya Covid-19 di Aceh. Namun karena ada satu warga positif, masyarakat Aceh lebih antisipatif dan disiplin,” jelas Nova.
Nova juga menjelaskan, Aceh memiliki 13 rumah sakit rujukan, dimana salah satunya merupakan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh yang memiliki 6 laboratorium, 12 ruang isolasi dan 24 kamar pasien untuk menangani kasus Corona.
Untuk itu seluruh pihak di Aceh tidak boleh berpuas diri dan harus terus waspada serta selalu menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti yang selama ini dilakukan.
“Kita tidak boleh cepat berpuas diri dan harus selalu waspada, karena potensi terjadinya outbreak masih
ada, dikarenakan pada saat Lebaran Idulfitri kemarin diperkirakan ada
masyarakat dari zona merah yang masuk ke Aceh dan di beberapa tempat tidak dilakukan social distancing dengan ketat,” ungkap Nova.
Masyarakat Aceh juga diminta untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker dan menjaga jarak fisik (physical distancing) seperti yang selama ini dilakukan. (IA)