Banda Aceh, Infoaceh.net – Kabar duka datang dari Sibolga, Sumatera Utara. Seorang pemuda asal Kabupaten Simeulue, Arjuna Tamaraya (21), tewas mengenaskan usai disiksa secara brutal di Masjid Agung Kota Sibolga.
Peristiwa tragis itu memicu gelombang kemarahan dan keprihatinan, termasuk dari anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman (Haji Uma), yang mengutuk keras tindakan tak berperikemanusiaan tersebut.
“Saya menerima kabar duka tentang pemuda asal Aceh yang menjadi korban kekerasan hingga meninggal dunia di Sibolga. Setelah mendengar informasi itu, saya langsung berkoordinasi dengan DPD RI Perwakilan Sumatera Utara, Bapak Dedi Iskandar Batubara, untuk mencari tahu kebenarannya,” ujar Haji Uma, Senin (3/11/2025).
Dari hasil komunikasi Haji Uma dengan sejumlah tokoh dan organisasi keagamaan di Sibolga, diketahui bahwa korban dianiaya hingga tewas oleh sekelompok pemuda saat beristirahat di teras masjid.
Korban yang akrab disapa Arjun itu sebelumnya hendak melanjutkan perjalanan melaut keesokan harinya.
Karena sudah larut malam, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di masjid. Awalnya, permintaan izin untuk tidur di teras masjid disetujui oleh penjual nasi goreng di sekitar lokasi.
Namun, tak lama kemudian, seorang penjual sate datang dan melarangnya tidur di sana. Terjadi adu kata, hingga penjual sate tersebut diduga melapor kepada sejumlah pemuda.
Tak berselang lama, lima orang datang ke masjid dan memaksa Arjun pergi.
Korban menolak karena merasa tak mengganggu siapa pun, namun situasi berujung tragis. Arjun dikeroyok secara brutal, diseret hingga kepalanya membentur tangga masjid. Luka pecah di bagian belakang kepala dan hantaman batok kelapa ke wajah membuatnya meregang nyawa.
“Ini bukan sekadar kekerasan, tapi tindakan biadab yang mencoreng kesucian rumah Allah. Masjid seharusnya menjadi tempat berlindung, bukan tempat seseorang dihabisi. Para pelaku telah menginjak nilai kemanusiaan dan keimanan,” tegas Haji Uma dengan nada geram.
Senator asal Aceh itu mendesak Kapolres Sibolga dan aparat penegak hukum agar menindak tegas semua pelaku dengan hukuman yang berat.
Berdasarkan laporan terakhir, lima pelaku kini sudah diamankan Polres Sibolga.
Haji Uma juga menyampaikan apresiasi kepada pimpinan DPRD Kota Sibolga yang cepat berkoordinasi dengan kepolisian untuk memastikan proses hukum berjalan adil dan transparan.
“Langkah cepat itu menunjukkan adanya komitmen bersama untuk menegakkan keadilan bagi korban,” ujarnya.
Ia menegaskan, tragedi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat, agar tidak ada lagi tindakan main hakim sendiri.
“Kita harus menumbuhkan kembali nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial. Jangan biarkan kekerasan menjadi solusi,” kata Haji Uma.
Selain mendesak penegakan hukum, Haji Uma juga mengimbau Kapolda Sumatera Utara, Polres Sibolga, dan pemerintah daerah agar ikut mengawal penanganan kasus ini. Hal ini penting untuk mencegah munculnya kesalahpahaman dan menjaga hubungan harmonis antara masyarakat Aceh dan Sumatera Utara.
“Semoga almarhum Arjun diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta keadilan yang layak.” tutupnya.



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 