Tidak ditemukan manuskrip, sarakata ataupun dokumen sejarah yang menyebutkan bahwa Sayed Abdurrahman bin Alwi sebagai “Habib Bugak”.
Bahkan sebuah dokumen lainnya menunjukkan jika nama beliau ditulis dalam laqab Peusangan (Sayyid Abdurrahman bin Alwi Peusangan), bukan dengan laqab Bugak. Juga tidak ada satupun dokumen yang menyebutkan bahwa Sayed Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi punya aset wakaf di Mekkah, kecuali menerima sejumlah aset wakaf di wilayah Peusangan dan sekitarnya.
Jadi, yang disebut “Habib Bugak” sebagai pewakaf Baitul Asyi bukanlah Sayed Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi, melainkan sosok lain yaitu Haji Habib bin Buja’ Al-Asyi Al-Jawi.
Kesembilan, hasil kajian ini menyarankan masyarakat untuk kembali memahami kedua tokoh penting ini dalam dua konteks berbeda. Baik Haji Habib bin Buja’ Al-Asyi Al-Jawi maupun Sayed Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi keduanya adalah tokoh penting yang kebetulan hidup pada masa yang beririsan. (IA)