Banda Aceh, Infoaceh.net – Kinerja penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai di wilayah Aceh menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2025.
Hingga akhir Triwulan III, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Aceh mencatat total penerimaan sebesar Rp403,35 miliar atau 141 persen dari target APBN 2025 senilai Rp287 miliar.
Capaian tersebut tumbuh 60 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menandakan aktivitas ekonomi dan perdagangan di wilayah Aceh terus meningkat.
Dari total penerimaan itu, komponen Bea Masuk menjadi penyumbang terbesar dengan realisasi Rp356,35 miliar dari target Rp266,51 miliar, atau mencapai 134 persen dengan pertumbuhan 46 persen.
Sementara Cukai mencatat realisasi Rp10,16 miliar dari target Rp16,32 miliar (62 persen) dengan pertumbuhan 101 persen. Adapun Bea Keluar menunjukkan lonjakan signifikan dengan realisasi Rp36,84 miliar, atau 883 persen dari target Rp4,17 miliar, tumbuh hingga 810 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan penerimaan Bea Masuk didorong oleh meningkatnya aktivitas impor produk propane dan butana untuk kebutuhan industri energi di Aceh dan sejumlah provinsi di Sumatera.
Di sisi lain, lonjakan Bea Keluar dipicu oleh kenaikan ekspor produk kelapa sawit, sementara penerimaan cukai meningkat berkat kontribusi dari industri hasil tembakau di Aceh.
Penerimaan Lainnya Capai Rp1,3 Triliun
Selain penerimaan kepabeanan dan cukai, Bea Cukai Aceh juga mencatat penerimaan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan kepabeanan, di antaranya:
PPN Impor: Rp965,69 miliar
PPh Pasal 22 Impor: Rp208,78 miliar
Dana Sawit: Rp46,64 miliar
Pajak Rokok: Rp0,91 miliar
PPh Pasal 22 Ekspor: Rp78,19 miliar
Dengan demikian, total penerimaan lainnya mencapai Rp1,3 triliun, sehingga secara keseluruhan total penerimaan kepabeanan, cukai, dan pajak terkait yang berhasil dikumpulkan Bea Cukai Aceh hingga akhir September 2025 mencapai Rp1,703 triliun.
Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Aceh, Leni Rahmasari, dalam keterangannya, Jum’at (10/10) menyampaikan capaian tersebut merupakan hasil sinergi antara fungsi pelayanan dan pengawasan yang terus diperkuat di seluruh jajaran Bea Cukai.
“Capaian penerimaan ini menunjukkan efektivitas strategi Bea Cukai Aceh dalam menjaga stabilitas penerimaan negara sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat di wilayah Aceh,” ujar Leni.
Menurutnya, Bea Cukai Aceh terus memperkuat perannya sebagai revenue collector melalui sejumlah langkah strategis, seperti: penelitian ulang terhadap potensi penerimaan, pengembangan sentra ekonomi baru berorientasi ekspor, optimalisasi kolaborasi antarinstansi melalui Joint Program, Joint Intelligence, dan Joint Pemeriksaan.
Serta memperketat pengawasan terhadap peredaran rokok ilegal dan barang impor ilegal lainnya.
Optimistis Lampaui Target Akhir Tahun
Dengan capaian positif hingga Triwulan III, Bea Cukai Aceh optimistis dapat menutup tahun 2025 dengan hasil penerimaan yang kembali melampaui target nasional, sekaligus memperkuat kontribusi terhadap kebijakan fiskal pemerintah dan pembangunan ekonomi di daerah.
“Kami akan terus menjaga momentum ini dengan memastikan kegiatan kepabeanan dan cukai berjalan tertib, transparan, dan berintegritas demi mendukung kesejahteraan masyarakat,” tutup Leni Rahmasari.