JAKARTA — Seniman tutur kontemporer Aceh Agus Nur Amal atau lebih dikenal dengan nama panggung Agus PM Toh lolos kurasi Pameran Seni Rupa Kontemporer Internasional Documenta ke-15 yang akan diselenggarakan di Kassel, Jerman pada tahun 2022 mendatang.
Agus Nur Amal seorang teaterawan yang konsisten mendongeng di berbagai daerah dan di seluruh dunia. Ia mendalami teater di Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institute Kesenian Jakarta (IKJ) dan lulus di IKJ pada 1994.
Baginya, tradisi mendongeng Hikayat Aceh sudah mendarah daging dalam tubuh dan kesehariannya.
Itu terbukti dengan banyaknya pertunjukkan yang digelarnya. Tercatat, hingga kini Agus telah manggung tak kurang dari 1.000 kali di berbagai tempat.
“Bersyukur karena menjadi salah satu yang lolos, dan ini akan membangkitkan seni hikayat Aceh di pentas dunia,” kata Agus, Selasa, (2/11).
Pria yang pernah ikut program residensi di ASEAS-UK (Association of Southeast Asian Students – UK) Conference, Brighton, Inggris, ini mengatakan terpilihnya dia menjadi salah satu perwakilan dari Aceh membuka ruang bagi wisatawan dunia untuk mengenal lebih jauh tentang Aceh melalui seni tutur.
Seni tutur, kata Agus, menjadi penting bagi khasanah kebudayaan Aceh secara luas.
“Sebab dari seni tutur inilah kita mengetahui banyak kejadian di Aceh, Prang Sabi, dan berbagai hikayat lain yang bercerita tentang kemegahan Aceh sejak Sultan Ali Mughayat Syah, hingga Sultan Iskandar Muda.”
“Selain itu, menjadi penting pula agar Pemerintah Aceh memberikan ruang kepada para penghikayat, misalnya di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, yang selama ini tidak terakomodir, sehingga para Penghikayat nantinya berperan penting dalam memajukan hikayat hingga hikayat di Aceh punya posisi strategis dalam kehidupan masyarakat, seperti bagaimana Tembang Sunda dan Wayang Jawa mempengaruhi kehidupan dua suku itu,” jelas Agus yang pernah jadi pemeran film Night Bus.
Agus punya segudang prestasi selama berteater. Dirinya tidak saja berhikayat untuk menghibur penonton dan meraup keuntungan, namun hikayat yang dibawanya selalu punya pesan moral dan tanggung jawab yang jelas dan terang.
Itulah etalase yang disampaikan kepada penonton setiap kali dirinya manggung. Panggung baginya adalah suara lain untuk menyampaikan gagasan dan nasihat.
Karena itu, banyak pula properti Agus yang menjadi penting dan sentral dalam setiap penampilannya.
Saat ini, dirinya tengah mempersiapkan segala peralatan panggung untuk dibawa ke Kassel, Jerman.
Saat ditemui, Selasa, 2 November 2021, Agus tengah merancang sejumlah properti pertunjukan dibantu Ogut, senirupawan alumni Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh.
“Properti ini nantinya akan dipamerkan di Gedung Museum Greem Walth, Kota Kassel, Jerman, dan akan dipamerkan selama 100 hari atau 3 bulan lebih,” kata dia.
Agus mengatakan di antara properti yang akan dipamerkan antara lain sampah laut dari Pulau Breuh, Aceh yang kemudian dikemas menjadi properti menarik, dengan tetap menampilkan nilai keacehan yang khas dan kuat.
“Dan juga peralatan dapur khas etnik Aceh, yang kemudian dikreasi menjadi senirupa kontemporer,” jelas Agus.
Oktober lalu, Agus berkunjung ke Kassel, Jerman selama satu bulan dalam rangka melakukan persiapan sebelum jadwal Documenta diselenggarakan.
Selain mengunjungi galeri pameran, Agus juga melakukan riset budaya masyarakat setempat, dan kerja sama kolaborasi dengan seniman di sana. (IA)