“Namun harus juga diingat, sebaik-baik kita berbuat kita akan tetap dianggap musuh oleh pihak yang lain. Tapi jangan khawatir, karena semakin kamu dianggap musuh berarti kamu penting. Jika ada yang menganggap kamu ancaman itu berarti kamu kuat. Dan, jika ada orang yang membicarakan di belakangmu, itu berarti kamu menonjol. Jika ada orang yang memanfaatkan, berarti kamu bernilai, dan jika ada yang menurutmu itu berarti kamu bernilai,” kata Safrizal berpesan.
Karena itu, sambung Safrizal, hal yang harus diperjuangkan oleh HMI adalah idealisme. Dengan idealisme pemuda-pemuda akan tegak berdiri. Kader HMI harus kuat tidak terpolarisasi.
Kader HMI harus tetap solid pada cita-cita kebangsaan bukan cita-cita partisan. Selain itu, kader HMI juga harus terus menanamkan nilai Keislaman dan ke-Indonesiaan.
“HMI dengan kader yang mencapai 500 ribu, tentulah harus terus menjaga tradisi intelektual keislamannya. Tolong berikan masukan-masukan yang kritis, pemerintah sekarang adalah pemerintah yang siap dikritik, karena banyak kritik tak akan diruntuhkan dan terlalu banyak pujian tak pula akan membawa terbang ke awan,” kata Safrizal.
“Kritik adalah vitamin, namun kritik dengan intelektual tentu menjadi sebuah kenikmatan yang akan kita nikmati sebagai substansi dan harus kita indahkan,” imbuh mantan Pj Gubernur Kalimantan Selatan itu.
“Selamat kepada para pengurus Badko HMI yang baru dilantik semoga amanah yang diberikan dapat diemban dengan baik, dan HMI Aceh semakin berjaya serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan Aceh, bangsa, dan negara,” pungkas Pj Gubernur Safrizal.