SIGLI — Polres Pidie mengungkapkan kasus tindak pidana pembunuhan terhadap Saidinur Bin Abdul Latif (55) alias Apa Loet yang merupakan penjual rujak di Gampong Tanjung Mee Usi, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.
Hal itu diungkapkan dalam konferensi pers yang berlangsung di Mapolres Pidie, Senin (30/5/2022), dipimpin Kapolres Pidie AKBP Padli didampingi pejabat Polres Pidie lainnya antara lain Kasat Reskrim Polres AKP Muhammad Rizal.
Petugas Sat Resrim Polres Pidie juga menghadirkan langsung terduga pelaku utama, MD (40) beralamat di Kembang Tanjong, Pidie.
Motif pembunuhan penjual rujak itu di terungkap setelah polisi menangkap terduga pembunuhnya.
MD ditangkap polisi di Terminal Matang, Kecamatan Peusangan, Bireuen, Sabtu (28/5/2022) dini hari.
Ia mengaku semua itu karena korban, Saidi Nur alias Apa Loet belum membayar utang beli kelapa muda yang ia pasok.
“MH merasa sakit hati kepada korban yang tidak membayar 200 kelapa muda miliknya yang dijual ke korban pada Ramadhan 2022,” kata Kasat Reskrim Polres Pidie Iptu Muhammad Rizal, Senin (30/5) seperti dilansir dari Kumparan.
Pembunuhan tersebut dilakukan MD pada Jum’at (20/5) lalu sekitar pukul 04.00 WIB di tempat jual rujak Apa Loet, Jalan Banda Aceh-Medan, Gampong Mee Tanjong Usi, Mutiara Timur, Pidie. Malam itu, Apa Loet berada di lapaknya karena memang kerap menginap di sana.
Muhammad Rizal mengatakan MD tengah malam itu sekitar pukul 00.00 datang ke lapak rujak Apa Loet dengan pikap BL 8379 LC.
MD bertemu Apa Loet dan bertanya mengapa utang beli 200 kelapa berjumlah Rp 800 ribu belum lunas. Mereka saling adu mulut karena itu.
Setelahnya, MD meninggalkan Apa Loet sambil mengatakan akan mengambil kembali kelapa muda yang ia pasok bila utang itu tidak lunas. MD lantas pulang ke rumahnya di Gampong Meunasah Krueng, Kembang Tanjong.
Tiga jam berselang, sekitar pukul 03.00, MD kembali ke lapak rujak Apa Loet. Ia hendak mengambil kelapa muda sebagai ganti pelunasan utang.
Di sana, MD memanggil Apa Loet yang berada dalam kamar di lapak itu. Namun Apa Loet tak menjawab.
MD lalu mengangkut kelapa muda ke bak pick-up. Baru diambil lima tandan, Apa Loet keluar dari kamar. Dan adu mulut pecah di antara mereka. Ketika itulah MD memukul Apa Loet dengan kelapa dan menggigit telinganya, serta menindihnya dengan bangku panjang.