BANDA ACEH — Pers Tani (PETA) Indonesia saat ini sedang mencari jurnalis terbaik untuk mengawal isu-isu pertanian dan perkebunan di wilayah Provinsi Aceh dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan kemandirian ekonomi sektor pertanian.
“PETA Indonesia merupakan organisasi poros yang melibatkan jurnalis profesional untuk menyoroti isu-isu yang berkaitan dengan pertanian dan perkebunan. Tujuannya adalah untuk kesejahteraan bangsa dan negara,” kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PETA Indonesia Fazar Muhardi, melalui siaran pers yang diteruskan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin, Kamis (17/3).
Dijelaskannya, DPP PETA baru saja terbentuk dan untuk sementara berkedudukan di Pekanbaru, Riau.
Untuk tahap awal ditargetkan 10 provinsi di Sumatera sudah bergabung dengan PETA.
“Saat ini PETA masih dalam tahapan pematangan pembentukan pengurus. Pelantikan Pengurus DPP ditargetkan secepatnya, agar program kerja bisa segera dijalankan,” jelas Fazar.
PETA Aceh
Khusus di Aceh, Ketua Umum DPP PETA berkordinasi langsung dengan Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin untuk rekrutmen pengurus dan anggota PETA yang ingin bergabung.
“Kita minta bantuan Ketua PWI Aceh Bang Nasir Nurdin untuk rekrutmen anggota, kan beliau yang lebih tahu wartawan di Aceh,” ujar Fazar.
Fazar memastikan banyak manfaat bagi jurnalis yang bergabung di PETA, di antaranya akan ada insentif untuk setiap produksi berita bidang pertanian, bantuan langsung bidang pertanian, dan manfaat lainnya untuk kesejahteraan jurnalis PETA.
“Kami berharap, PETA Aceh segera terbentuk untuk melengkapi tugas dan fungsi organisasi hingga ke depan mampu menjalankan misi memantau segala aktivitas sektor pertanian, distribusi bantuan pemerintah, dan mendukung pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Tentunya semua itu dilakukan sesuai dengan fungsi dan kapasitas kita sebagai jurnalis,” tulis Fazar.
Untuk setiap provinsi termasuk Aceh bisa bergabung 10 jurnalis dari media lokal dan nasional, dan dari semua platform media seperti online, cetak, dan televisi.