Infoaceh.net, Banda Aceh – Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA mengajak perempuan Aceh lebih aktif memahami politik dan demokrasi, terutama dalam menentukan arah pembangunan daerah.
Menurut Safrizal, perempuan memiliki potensi besar memberikan kontribusi positif dalam pengambilan keputusan. Dalam perannya sebagai pendamping, perempuan dapat mendorong pasangan mereka untuk membuat keputusan yang tepat dan bijak.
Ia menekankan pentingnya suara dan aspirasi perempuan Aceh, yang sejak masa kolonial dikenal sebagai sosok yang tangguh dan lantang.
Safrizal bahkan menegaskan jika suara perempuan akan menjadi faktor penentu dalam pemilu mendatang.
“Saya yakin kandidat yang tidak mau mendengarkan perempuan akan kalah suara, karena pemilih Indonesia, termasuk Aceh, didominasi oleh perempuan,” katanya saat pembukaan Duek Pakat Inong Aceh ke-5 yang diselenggarakan Balai Syura Ureng Inong Aceh di Asrama Haji Banda Aceh, Selasa (29/10/2024).
Acara itu mengangkat tema “Mendorong Peningkatan Agensi dan Partisipasi Bermakna Perempuan Aceh Dalam Kepemimpinan Baru Aceh dan Indonesia.”
Lebih lanjut, Safrizal mengingatkan perempuan Aceh untuk tidak ketinggalan teknologi dan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Ia menyebut perempuan adalah pilar peradaban, yang memiliki peran besar dalam membentuk karakter generasi muda. Safrizal berpesan agar perempuan tetap menjunjung tinggi kesopanan dan ketangguhan tanpa kehilangan kelembutan, menghindari kekasaran, dan tetap berkomunikasi secara santun.
Dalam konteks kesetaraan, Safrizal menegaskan perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki di berbagai sektor seperti ekonomi, kesehatan, dan lainnya.
“Jangan ragu untuk menyuarakan aspirasi dan ikut berperan dalam pembangunan Aceh,” ujarnya.
Ia berharap perempuan, hingga ke pelosok pedesaan, dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan Aceh tanpa mengalami diskriminasi.
Ketua panitia Duek Pakat Inong Aceh, Amrina, menjelaskan kegiatan Duek Pakat Inong Aceh bertujuan mengkonsolidasikan pemikiran mengenai pembangunan di Aceh yang berkaitan dengan perempuan. Ia berharap acara ini mampu mendorong terciptanya kebijakan yang responsif terhadap gender serta memperkuat posisi perempuan di Aceh.