Banda Aceh — Apel kebangsaan dalam rangka program prioritas 100 hari Kapolri dan menjaga keutuhan NKRI di Provinsi Aceh digelar di lapangan Mapolda Aceh, Jum’at (30/4)
Pimpinan apel adalah Wakapolda Aceh Brigjen Pol Raden Purwadi mewakili Kapolda Aceh dan Kapoksahli Kodam Iskandar Muda (IM) Brigjen TNI Bambang Indrayanto mewakili Pangdam IM serta yang mewakili Gubernur Aceh, mewakili Ketua DPRA, mewakili Kajati Aceh, Danlanud SIM, Kajendam IM, para Pejabat Utama Polda Aceh dan sejumlah Pejabat lainnya.
Selanjutnya ratusan peserta apel terdiri atas personel Polda Aceh, TNI, Pemuda Pancasila, perwakilan mahasiswa dan ormas lainnya.
Apel diawali laporan komandan apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, penghormatan pasukan, pembacaan teks Pancasila oleh pimpinan apel dan diikuti peserta apel.
Selanjutnya pembacaan amanat tertulis Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada oleh Wakapolda Aceh. Di awal amanatnya ia mengajak peserta apel, untuk menundukkan kepala sejenak dan berdo’a bagi rekan-rekan yang telah gugur sebagai putra-putra terbaik bangsa, baik gugur dalam pelaksanaan tugas sebagai awak kapal selam Nanggala 402 serta gugur dalam operasi pemberantasan KKB di Papua.
Disebutkannya, saat ini pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, termasuk di tanah air. Seluruh negara berlomba-lomba dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan berbagai cara.
Dampak pandemi Covid-19 ini telah membawa perubahan secara signifikan ke dalam seluruh aspek kehidupan.
Situasi darurat kesehatan yang pada akhirnya berdampak juga pada pertumbuhan ekonomi menjadi suatu ancaman keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat yang harus ditangani bersama-sama dengan seksama.
Di samping itu, dewasa ini persoalan intoleransi masih menjadi ancaman bagi keutuhan nusa dan bangsa. Aksi tindak pidana terorisme kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Berulangnya aksi terorisme melalui kelompok jaringan menjadi bagian eksistensi dari para pelaku demi memecah belah kesatuan bangsa.
Ditambah dengan munculnya aksi kelompok kriminal bersenjata di wilayah Papua dan Papua Barat yang saat ini sudah meresahkan masyarakat Indonesia.
” Apel kebangsaan yang diselenggarakan secara serentak di seluruh jajaran bertujuan untuk memupuk rasa soliditas dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan serta kecintaan terhadap bumi pertiwi Indonesia,” kata Wakapolda.
“Apel kebangsaan merupakan komitmen untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tambah Wakapolda.
Bangsa Indonesia memiliki keberagaman dengan perbedaan suku, budaya, bahasa, agama dan adat istiadat, namun di tengah perbedaan itu tetap bersatu padu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam amanat Kapolda Aceh selanjutnya, Wakapolda menyebutkan, “Momentum apel kebangsaan ini diharapkan dapat memperkokoh semangat kebersamaan persatuan dan kesatuan bagi seluruh pihak dan lapisan masyarakat Aceh agar terhindar dari paham intoleran yang dapat memecah belah bangsa serta menguatkan rasa kebersamaan dan mengingatkan seluruh anak bangsa tentang kebhinekaan, bergotong royong dalam memutus rantai penyebaran Covid-19, dan menjaga segenap tumpah darah Indonesia dari perpecahan, perselisihan dan hal-hal yang dapat melukai Pancasila dan semangat kebhinekaan”.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan negara kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan cita-cita para pendahulu kita,” kata Wakapolda lagi.
Seusai pembacaan amanat Kapolda, apel itu dilanjutkan dengan pembacaan ikrar kebangsaan oleh pimpinan apel kemudian diikuti peserta apel setelah itu dilanjutkan lagi dengan menyanyikan lagu “gebyar-gebyar”.
Berikutnya juga dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Bagimu Negeri”.
Dalam apel kebangsaan itu semua peserta apel termasuk para pejabat memegang bendera merah putih dan memakai pita merah putih di kepala.
Apel kebangsaan di Mapolda Aceh diakhiri dengan pembacaan do’a. (IA)