Polda Aceh Gelar Simulasi Pengamanan Kota, Siap Hadapi Berbagai Situasi
“Simulasi ini bukan sekadar peragaan, tetapi latihan untuk menghadapi kontijensi. Yang terdekat ada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Hari Kebangkitan Nasional, serta beberapa agenda kamtibmas lainnya,” ujar Achmad Kartiko.
Alumni Akabri 1991 itu mengingatkan penyebaran informasi saat ini sangat cepat. Apa yang terjadi di tingkat nasional bahkan internasional juga dapat berdampak ke Aceh.
“Sebagai anggota Polri, tugas kita adalah mengamankan jalannya unjuk rasa, melindungi masyarakat, pengunjuk rasa itu sendiri, serta objek yang menjadi sasaran aksi. Kita harus menjaga situasi tetap kondusif, memedomani aturan, baik Undang-undang maupun Perpol tentang tahapan pengamanan, mulai dari Dalmas awal, lanjutan, hingga menghadapi anarkis.
Ingat, ini bukan main-main. Lebih baik kita latihan berdarah-darah daripada salah saat menghadapi kejadian sesungguhnya,” tegasnya.
Menutup arahannya, Achmad Kartiko berharap metode simulasi penanganan unjuk rasa yang disimulasikan Polda Aceh ini dapat menjadi contoh bagi seluruh jajaran dalam mengamankan unjuk rasa.
“Tingkatkan soliditas internal dan sinergi dengan instansi lain, agar proses pengamanan dapat berjalan aman dan lancar. Polri sebagai alat negara harus benar-benar menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” pungkasnya.