BANDA ACEH — Sejak 2015 hingga tahun 2023, Polda Aceh dan jajaran telah menangani sedikitnya 17 kasus penyelundupan manusia atau tindak pidana keimigrasian, tindak pidana perdagangan orang (TPPO), dan kasus narkotika terkait masuknya pengungsi Imigran Rohingya ke Aceh.
Dari kasus-kasus tersebut, polisi telah menetapkan 32 orang sebagai tersangka.
Proses hukum kasus tersebut dilakukan sampai tuntas (P-21) sampai ke persidangan.
Pihak kepolisian juga akan berkoordinasi dengan stakeholder dan instansi terkait, termasuk dengan UNHCR dan IOM untuk penanganan warga Rohingnya tersebut.
Karena, dalam hal penanganan imigran atau pencari suaka merupakan kewenangan pemerintah, lembaga resmi yang ditunjuk baik nasional maupun internasional.
“Polisi masih terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan lembaga-lembaga yang memiliki domain dalam penanganan pengungsi Rohingya baik IOM atau UNHCR,” kata Kapolda Aceh Irjen Pol Ahmad Haydar melalui Dirreskrimum Kombes Pol Ade Harianto, dalam keterangannya Jum’at (27/1/2023).
Ade mengimbau masyarakat agar ikut serta mengawasi imigran Rohingya agar jangan kabur atau dijemput oleh pihak-pihak yang ingin menjadikan mereka lahan bisnis.
Bagaimanapun peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam menunggu proses penanganan lebih lanjut.
Dirreskrimum Polda Aceh Kombes Pol Ade Harianto mengungkapkan, salah satu pintu masuk imigran Rohingya ke Indonesia khususnya Aceh adalah melalui jalur laut.
Berdasarkan data, sejak 2015 hingga 2023, ada tujuh wilayah yang sudah pernah didarati oleh Imigran Rohingya, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, kotq Langsa, dan Kabupaten Aceh Tamiang.
“Sejak 2015, ada tujuh wilayah yang sudah pernah terdampar imigran Rohingya, yaitu Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, dan Tamiang,” kata Kombes Ade Harianto.
Ade Harianto merinci, pada tahun 2015 ada 1.719 imigran Rohingya yang mendarat di berbagai wilayah di Aceh.
Kemudian, tahun 2016 ada 43 orang, 2018 ada 79 orang, 2020 ada 396 orang, 2021 ada 81 orang, 2022 ada 575 orang, dan pada tahun 2023 tercatat 184 orang.