Profesor Kriminologi Ungkap Tewasnya Diplomat Kemlu Bukan Karena Pembunuhan, Tapi Antara 2 Hal Ini
Juga kata Adrianus polisi sudah melakukan pemeriksaan digital forensik.
“Sudah pula mewawancara sekian banyak orang, melakukan pemeriksaan atau gelar TKP selama empat kali untuk satu lokasi yang segitu kecil dan tidak ada orang lain yang melakukan kontaminasi terhadap TKP tersebut. Maka apa sulitnya mengungkap kasus ini,: kata Adrianus.
Adrianus menduga bahwa sebetulnya 80 persen penyebab dan motif kematian korban sudah diketahui polisi.
“Tinggal kemudian, ada satu dua hal yang masih perlu di cross check lah gitu ya. Nah, itu yang kemudian masih menunggu tadi. Tapi sebetulnya kesimpulannya sudah diketahui oleh kepolisian. Jadi menurut saya apa yang dilakukan oleh Kompolnas pada pada satu sisi memperkuat sebetulnya arah dari penyelidikan polisi,” kata Adrianus.
Tepis PembunuhanÂ
Menurut Adrianus semua reserse kepolisian diajarkan untuk berangkat dari tempat kejadian perkara (TKP).
“Karena sebetulnya fakta itu ada di TKP. Jangan malah keluar-keluar yang lalu ujung-ujungnya melahirkan cocokologi. Nah, sejauh ini sebetulnya dengan situasi yang ideal, dengan kata lain TKP-nya tidak rusak, dan tidak ada orang yang lalu lalang,” kata Adrianus.
Maka, menurut Adrianus, sebetulnya semua hal yang menjadi penyebab dan motif kematian korban ada di TKP.
Ia juga menyinggung apa yang dikatakan oleh Humas Polda Metro Jaya bahwa pada ini sedang dilakukan pemeriksaan laboratoris oleh puslabfor.
“Karena pemeriksaan puslabfor, sebetulnya itu untuk mencari penyebab mati,” kata Adrianus.
“Dan sementara kalau kita bicara mengenai pemeriksaan oleh teman-teman psikolog forensik, itu untuk mencari motif. Nah, ini juga yang bisa berbeda nih ya,” ujarnya.
“Kalau misalnya diketahui bahwa sebab matinya adalah karena mohon maaf, batang lehernya dibekap atau dihentikan dalam rangka pembunuhan dan ada orang yang sakit hati, maka ada semacam kesesuaian. Antara sebab mati dan motif. Tapi ketika misalnya tidak ada, nanti timbul lagi keraguan, timbul lagi kontroversi, timbul lagi pertanyaan dan nanti ujung-ujungnya teman-teman Kompolnas turun lagi,” kata Adrianus.