Sabang, Infoaceh.net — Di rumah sederhana di Gampong Cot Abeuk, aroma martabak telur merebak dari dapur kecil milik Fitriani (38). Malam itu, untuk pertama kalinya, warungnya tampak terang benderang.
Ibu dua anak ini menjadi salah satu dari 10 penerima manfaat Light Up The Dream (LUTD) di Sabang gerakan sosial pegawai PLN untuk membantu masyarakat kurang mampu agar bisa menikmati listrik mandiri.
“Dulu malam-malam gelap sekali, cuma satu lampu kecil. Sekarang terang, saya bisa jualan sampai malam,” ujar Fitriani dengan mata berbinar.
Selama bertahun-tahun, Fitriani berjuang di tengah keterbatasan. Ia mengandalkan lampu minyak agar tetap bisa berjualan, meski kadang pelanggan iba melihatnya dalam gelap. Harapannya berubah ketika petugas PLN datang membawa kabar bahwa ia terpilih sebagai penerima LUTD.
“Saya menangis waktu dikasih tahu. Akhirnya saya punya listrik sendiri,” kenangnya haru.
Kini, bukan hanya rumahnya yang terang. Warung kecil di depan rumahnya kembali hidup hingga larut malam. Pendapatan meningkat, anak-anaknya bisa belajar lebih lama, dan hidup terasa lebih pasti.
Program Light Up The Dream di Sabang menjadi bagian dari peringatan Hari Listrik Nasional ke-80 bertema “Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan.”
Acara dihadiri Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, serta jajaran pemerintah dan Forkopimda Sabang.
“Hari ini kita tidak hanya menyalakan listrik, tapi juga menyalakan harapan. Selama masih ada satu rumah rakyat Indonesia hidup dalam gelap, pekerjaan kami belum selesai,” ujar Hartanto. Ia menegaskan bahwa kisah seperti Fitriani menjadi simbol semangat PLN untuk menghadirkan terang dan harapan di seluruh pelosok negeri.
General Manager PLN UID Aceh, Mundhakir, menambahkan LUTD merupakan gerakan hati dari insan PLN. “Setiap rupiah yang disumbangkan pegawai adalah tanda cinta bagi saudara-saudara kita yang belum merasakan terang,” ujarnya.
Aceh kini telah mencapai rasio elektrifikasi 99,99 persen, melistriki seluruh 6.500 desa. Namun bagi Mundhakir, angka itu hanyalah hasil kerja teknis di baliknya ada kisah manusia yang hidupnya berubah karena cahaya.
Selain menyambungkan listrik gratis bagi 10 keluarga, PLN juga menyalurkan bantuan sembako untuk 37 warga fakir dan 16 anak yatim, serta memberikan bantuan operasional bagi masjid di Desa Cot Abeuk.
Pemerintah Kota Sabang dan Forkopimda memberikan apresiasi atas kontribusi PLN. “PLN tidak hanya menyalakan lampu, tapi menyalakan semangat hidup,” ujar Sekda Kota Sabang. Kapolres Sabang, AKBP Sukoco, menilai listrik meningkatkan keamanan dan produktivitas warga, sementara Danlanal Sabang, Kolonel Laut (P) Sadimin, menegaskan bahwa listrik adalah fondasi kemajuan daerah kepulauan.
Ketika malam turun, cahaya dari rumah Fitriani menjadi simbol harapan. Bagi sebagian orang itu hanya lampu biasa, tapi bagi Fitriani, cahaya itu adalah kehidupan baru.