Provinsi Aceh Peringkat Pertama Keluarga Paling Bahagia di Indonesia
Relasi Stunting dengan Kematian Ibu dan Bayi.
Angka stunting perlu diturunkan karena hal ini memiliki relasi dengan angka kematian ibu dan bayi.
“Stunting related dengan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan juga rata-rata kehamilan,” ujar dokter Hasto.
Di Aceh, perempuan melahirkan rata-rata (TFR) masih di angka 2,42 (Long Form SP2020, BPS ). Ini masih di atas angka nasional 2,1.
“Dari 23 kabupaten/kota, hanya Kota Banda Aceh yang angkanya di bawah nasional, yaitu 2,04,“ jelas Hasto.
Kondisi ini menunjukkan jumlah anak di Aceh cukup banyak. Makin banyak jumlah anak, stunting makin tinggi, karena biasanya jarak kelahiran terlalu rapat.
Tingkat Melahirkan Usia Remaja.
Dari data diketahui pula Angka Tingkat Kelahiran Remaja (ASFR 15-19 Tahun) di Aceh yakni 16,40 persen.
“Ini bagus karena ternyata orang Aceh yang hamil terlalu muda usia 15-19 tahun termasuk baik. Kalau nasional 26,64. Artinya, setiap 1000 orang perempuan Indonesia yang sudah hamil antara usia 15-19 tahun sebanyak 26 orang. Aceh, alhamdulillah, hamil mudanya tidak terlalu banyak,” ucap Hasto.
Meski begitu, dari data yang ada, tiga kabupaten memerlukan perhatian lebih karena angka hamil mudanya masih tinggi, yaitu:
Gayo Lues 46,8 persen. Simeulue 44,3 persen. Aceh Tenggara 38,3 persen.
Prioritas untuk ketiga kabupaten tersebut adalah mencegah kawin muda.
“Data yang ada itu harus hidup dan kita hidupkan. Kalau kita programnya tidak di guidance, oleh data, kita habis uang banyak, tetapi nggak ngefek,” tandas Hasto. (IA)