JAKARTA, Infoaceh.net – Dua selebritas papan atas yang kini berada di lingkaran kekuasaan, Raffi Ahmad dan Deddy Corbuzier, resmi melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hasilnya mencengangkan: Raffi mencatatkan kekayaan lebih dari Rp1 triliun, sementara Deddy mendekati angka Rp953 miliar.
Keduanya saat ini memiliki posisi strategis di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Raffi sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, sedangkan Deddy menjabat Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Sosial dan Publik.
Dalam LHKPN-nya, Raffi Farid Ahmad melaporkan total kekayaan senilai Rp1.033.996.390.568.
Harta Raffi mencakup:
45 bidang tanah dan bangunan tersebar di Jakarta Selatan, Tangerang, Depok, Makassar, Bandung Barat hingga Tabanan, dengan nilai Rp737,1 miliar.
23 kendaraan mewah senilai Rp55,1 miliar, termasuk:
Rolls Royce Phantom 2022 – Rp14 miliar
Ferrari F8 Spider 2022 – Rp14 miliar
Lamborghini Aventador 2013 – Rp9 miliar
BMW M 1000 RR 2021 – Rp1,6 miliar
Beberapa motor dan mobil klasik lainnya
Selain itu, Raffi mencantumkan:
Harta bergerak lainnya: Rp46,7 miliar
Surat berharga: Rp307,9 miliar
Kas dan setara kas: Rp17,7 miliar
Harta lainnya: Rp5,3 miliar
Utang: Rp136,05 miliar
Sementara itu, Deddy Cahyadi alias Deddy Corbuzier melaporkan harta kekayaan mencapai Rp953.021.579.571.
Rinciannya sebagai berikut:
19 bidang tanah dan bangunan di Tangerang dan Medan: Rp66,59 miliar
Dua kendaraan mewah:
Jeep Rubicon 2020 – Rp1,6 miliar
Ford Ranger 2016 – Rp595 juta
Namun kekuatan utama kekayaan Deddy justru terletak pada:
Harta bergerak lainnya: Rp496,1 miliar
Surat berharga: Rp386,1 miliar
Kas dan setara kas: Rp21,6 miliar
Utang: Rp19,7 miliar
Laporan ini menempatkan Raffi Ahmad sebagai selebritas pertama yang masuk klub triliuner berdasarkan pelaporan resmi ke KPK. Sementara Deddy, meski tak sefantastis Raffi dalam kepemilikan kendaraan dan tanah, memiliki dominasi besar di sektor finansial dan surat berharga.
Kehadiran keduanya dalam struktur pemerintahan pun menimbulkan perbincangan publik, terutama soal transparansi dan potensi konflik kepentingan antara dunia hiburan dan kekuasaan.