Rektor UIN Ar-Raniry Sebut Tiga Bukti Kejayaan Kerajaan Islam Aceh Terbesar di Asia Tenggara
Mujiburrahman juga menyoroti bahwa manuskrip Aceh telah menjadi daya tarik tersendiri bagi turis, baik lokal maupun internasional. Hal ini, menurutnya, menunjukkan Aceh memiliki potensi besar sebagai lumbung manuskrip terbesar di Nusantara.
“Manuskrip Aceh tersebar di berbagai wilayah dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Ini membuktikan bahwa Aceh adalah lumbung manuskrip terbesar di Nusantara. Tugas kita adalah memastikan warisan ini dikelola, dilestarikan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya,” kata Mujiburrahman.
Mujiburrahman mendorong upaya penerbitan ensiklopedi Aceh dalam dua bahasa, Indonesia dan Aceh, sebagai referensi komprehensif yang dapat digunakan oleh masyarakat luas.
“Dengan menghargai warisan budaya, kita membangun batu loncatan menuju kemajuan Aceh di masa depan,” tutupnya.
Sementara Kepala UPTD Museum Aceh, Mudha Farsyah, menyampaikan bahwa pameran ini merupakan bagian dari program rutin museum untuk mendekatkan peran dan fungsi museum kepada masyarakat, khususnya di lingkungan kampus.
Pameran menampilkan 76 koleksi yang diklasifikasikan dalam 10 kategori, seperti geologika, biologika, etnografika, dan filologika.
Selama pameran, akan diadakan kegiatan edukatif dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas di UIN Ar-Raniry.
“Setelah pameran selesai, Museum Aceh akan menghibahkan sarana dan prasarana kepada Museum UIN Ar-Raniry sebagai bentuk dukungan keberlanjutan,” ungkap Mudha.