Satgassus Pencegahan Korupsi Polri Pantau Distribusi Pupuk Subsidi di Aceh Besar
ACEH BESAR— Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Pencegahan Korupsi Bareskrim Polri melakukan pemantauan distribusi pupuk bersubsidi dan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) di Kabupaten Aceh Besar. Pemantauan dilakukan selama 23 Mei 2023 sampai 26 Mei 2023.
Hal ini bertujuan agar distribusi pupuk subsidi dan bantuan alat dan mesin pertanian yang merupakan program Pemerintah melalui Kementerian Pertanian tepat sasaran.
Tim Satgassus sendiri yang datang langsung ke Aceh Besar adalah ketua tim Hotman Tambunan, anggotanya Yulia Anastasia Fuada, Yudi Purnomo, Waldy Gagantika, Erfina, dan Herbert Nababan.
Selain didampingi Polres Aceh Besar, tim juga turun langsung bersama petugas dari Kementerian Pertanian (Kementan) mereka adalah Yanti Ermawati selaku Koordinator pupuk Bersubsidi dan
Anis Minarwati selaku Koordinator Pengawasan Pupuk dan Pestisida, serta Ahmad Fajar, yang bertugas mengambil sampel pupuk subsidi.
“Adapun tujuan kegiatan ini agar distribusi pupuk subsidi dan bantuan alat dan mesin pertanian yang merupakan program Pemerintah melalui Kementerian Pertanian tepat sasaran, digunakan secara optimal dan tidak diselewengkan sehingga menyebabkan terjadinya kerugian keuangan negara,” ujar Herbert Nababan selaku Anggota Satgassus Pencegahan Korupsi dalam keterangan tertulis, Jum’at (26/5/2023).
Yudi Purnomo Harahap selaku Anggota Satgassus lainnya menambahkan, dukungan terhadap ketahanan pangan merupakan salah satu tugas prioritas Polri dalam mendukung penuh program pemerintah.
Itulah sebabnya Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memerintahkan secara khusus Satgassus Pencegahan Korupsi Mabes Polri untuk melakukan langkah-langkah pencegahan korupsi dan mengantisipasi adanya penyelewengan di bidang ketahanan pangan ini.
“Sebab, jika korupsi dan penyelewengan terjadi maka tentu akan mengganggu ketahanan pangan nasional kita,” jelasnya.
Usai kunjungan tersebut, Hotman Tambunan selaku ketua tim menyatakan, 38.700 petani berhak mendapat subisidi, 7.300 petani belum diaktifasi, dan 1.700 petani gagal melakukan aktifasi. Data itu berdasarkan aplikasi kartu tani digital (aplikasi REKANS).