Saya Tidak akan Ubah Keputusan!
“Padahal, aksi ini murni muncul dari keresahan masyarakat. Ini gerakan rakyat. Bukan bayaran, titipan, apalagi pesanan,” tegasnya.
Aksi 13 Agustus, Target Puluhan Ribu Massa
Rencana aksi protes ini diprakarsai oleh Husein, pemuda asal Pucakwangi, yang dikenal sebagai inisiator utama demonstrasi.
Ia menargetkan pengerahan hingga 15.000 orang, tetapi pernyataan Sudewo yang viral justru memicu semangat warga untuk menghadirkan massa lebih besar.
Salah satu warga, Candra Adi Wibowo dari Margorejo, menyatakan komitmennya untuk turun ke jalan.
“Saya bawa enam dus minuman. Saya mendukung aksi ini karena saya orang Pati,” kata dia.
“Saya tidak mau Pati ditindas seperti ini. Insyaallah, tanggal 13 nanti saya ikut demo. Turunkan pajak PBB!” ujar Candra lagi.
Selain spanduk dan logistik, dinding proyek videotron di kantor bupati kini dipenuhi coretan bernada protes, seperti: “Turunkan PBB atau Turunkan Bupati Sudewo! Mau Diganti Husein”.
Alasan Bupati Pati Ingin Naikkan PBB 250 Persen
Kebijakan Bupati Sudewo menaikkan tarif PBB-P2 hingga 250 persen memicu polemik luas.
Dalam rapat intensifikasi pajak bersama para camat dan PASOPATI, Sudewo menyebutkan bahwa tarif PBB di Pati sudah 14 tahun tidak naik.
Ia beralasan bahwa kenaikan ini dibutuhkan untuk mendorong pendapatan daerah yang masih jauh di bawah Kabupaten Jepara, Rembang, dan Kudus.
“Kami saat ini sedang berkoordinasi dengan para camat dan PASOPATI untuk membicarakan soal penyesuaian Pajak Bumi Bangunan (PBB). Telah disepakati bersama bahwa kesepakatannya itu sebesar ±250% karena PBB sudah lama tidak dinaikkan, 14 tahun tidak naik,” kata Sudewo.
Namun, gelombang penolakan dari masyarakat terus meluas. Masyarakat Pati berharap kebijakan kenaikan PBB-P2 hingga 250 persen ini urung terjadi.