Indonesia yang pertama dunianya budak korporat, orang-orang penting di Jakarta. “Dunia mewah yang aku kenal lewat kerjaan selama tinggal di Jakarta,” ujarnya.
Sedangkan dunia Indonesia yang kedua sagat jauh berbeda dengan yang pertama.
“Yaitu perkampungan, hutan, angkot, ferry, tempat aku jalan-jalan dan belajar tentang cerita-cerita orang pinggiran,” tambahnya.
Di satu pihak, ada yang bisa belanja tas mewah dengan harga satu tahun UMR lebih. “Kalau naik gojek atau grab suka dianggap malu-maluin,” imbuhnya.
“Polisi tinggal di mansion megah di Jaksel, padahal gaji resmi mereka tak seberapa. Aku pernah diajak makan malam sama salah satu pejabat. Terus kata dia ‘Indonesia gak punya masalah rasisme’ aku cuma bisa diem. ‘how can you be so out of toeuch?'” kata Jane.
Sementara di lain sisi anak-anak susah jalan kaki ke sekolah tanpa sepatu. Lalu ada keluarga yang cuma bisa makan nasi pakai sambal. Belum lagi mereka yang harus bayar pungutan liar dan tanah mereka sekarang dirampas begitu saja. ***