Bahlil pun menjawab bahwa kampusnya tidak terkenal, dan bahkan sulit ditemukan di mesin pencarian internet.
Prabowo lantas terkejut dengan jawaban Bahlil tersebut.
“‘Pak, universitas saya nggak ada di Google, kenapa Pak?'” kata Prabowo menirukan jawaban Bahlil kala itu.
Sebagai informasi, Bahlil telah mengungkap bahwa dirinya adalah lulusan perguruan tinggi bernama Kampus STIE Port Numbay, sebuah kampus swasta yang ada di Jayapura.
Meski sempat heran, Prabowo mengaku yakin dengan kinerja Bahlil setelah mengenal lebih jauh, terutama saat Ketua Umum Partai Golkar itu masih menjabat sebagai Menteri Investasi RI (Kepala BKPM).
“Aneh ini, kenapa Pak Jokowi milih Pak Bahlil Menteri Investasi, apalagi beliau dari Papua kan? Biasanya jabatannya Menteri Pembangunan Desa Tertinggal, gitu-gitu, tapi beliau pilih Menteri Investasi,” tutur Prabowo.
Lalu, Prabowo menjelaskan bahwa meski latar belakang Menteri Investasi sebelumnya berasal dari kampus top dunia, Bahlil tetap bisa menunjukkan kinerja yang baik.
Prabowo kemudian menilai, latar belakang kampus bukan penentu utama kinerja seorang menteri dalam menarik investasi ke Indonesia.
“Biasanya, Menteri Investasi itu lulusan universitas di Amerika, iya kan? Harvard University atau Stanford atau Brooklyn. Kalau nggak Amerika, minimal Inggris-lah. Oxford University, Cambridge University, atau Sorbonne,” cerita Prabowo.
“Saya nilai sukses sebagai menteri, operasinya (kinerja) luar biasa, mengerti masalah Politik, mengerti ekonomi, mengerti kenegaraan, ternyata penilaian saya benar. Dan paling penting patriotisme dari saudara Bahlil, ini bukan saya muja-muji,” tambahnya.
Pertanyakan Kemampuan Bahasa Inggris
Masih dalam acara peringatan HUT Golkar ke-60 di SICC Sentul, Bogor, Prabowo menanyakan, bagaimana seorang Bahlil yang datang dari kampus kecil lalu bergaul dengan para investor asing.
“Habis itu, ‘Anda kalau ketemu investor-investor asing gimana? Saya nggak mau nanya, Anda Bahasa Inggrisnya bagus apa nggak,'” kata Prabowo menirukan lanjutan obrolannya dengan Bahlil.