“Jika alumni-alumni UGM ini hanya diam, maka akan menambah kecurigaan publik bahkan menimbulkan spekulasi adanya kerja sama antara UGM dengan percetakan-percetakan di Pasar Pramuka,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hensa mengingatkan bahwa masyarakat kini menantikan kejelasan dari UGM sebagai institusi yang menerbitkan ijazah Presiden Jokowi.
“Intinya, harusnya UGM yang bersuara dan kalau perlu tampil bersama dengan Jokowi, bisa jadi UGM bubar secara institusi jika tidak merespons ini karena nama besarnya tercoreng akibat menerbitkan ijazah palsu,” pungkas Hensa.