SINGKIL — Dakwah adalah tugas mulia yang menyerukan kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Mengajak untuk beriman kepada Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Hal itulah yang menjadi salah satu tugas pokok penyuluh agama Islam dibawah Kementerian Agama, dimana Penyuluh adalah ujung tombak dalam syiar dakwah yang dilakukan oleh Kementerian Agama.
Bukan tidak mungkin dalam tugas sebagai Penyuluh Agama mendapati tantangan berat baik kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan untuk dijalani.
Kondisi jalan yang rusak, dan jauh dari akses kota, serta daerah terpencil dan terisolir. Hal tersebut tidak menyurutkan niat seorang Penyuluh Agama Islam untuk tetap berjuang menyampaikan butir-butir dakwah ke setiap jamaah.
Sebagaimana yang dirasakan salah satu PAIF (Penyuluh Agama Islam Fungsional) Kemenag Aceh Singkil, Ustadz Purwanto, SH yang baru saja dilantik mengemban tugas sebagai penyuluh Agama Islam di lingkungan Kemenag Aceh Singkil.
Ustadz Purwanto harus turun ke lapangan, ke desa – desa untuk melakukan penyuluhan agama selain melalui mimbar Jumat.
Jum’at (27/08/2021) Ustadz Purwanto yang melakukan kunjungan tugas ke Kampung Lae Sipola Kecamatan Singkohor, Kampung Lae Sipola merupakan desa yang berada di di perbatasan dengan pemko subulusalam, kampung ini pernah mengalami banjir bandang beberapa tahun lalu sehingga akses jalan menuju Pemko Subulussalam maupun menuju Kecamatan Singkohor tergolong sangat sulit, hal ini terlihat beberapa jembatan yang belum bisa dilewati dan banyak jalan terputus dan sempit.
Saat berbincang dengan seorang da’i perbatasan, Ustadz Hariyanto menjelaskan kampung Lae Sipola butuh perhatian khusus terutama dengan pembinaan keagamaan karena daerah perbatasan ini masyarakatnya sangat heterogen dan banyak pendatang yang beragama non muslim.
Ada 13 kepala rumah tangga yang beragama non muslim di kampung lae Sipola ini paparnya saat menjelaskan kondisi penduduk di kampung lae Sipola.
Ustadz Purwanto menyampaikan dan memperkenalkan diri bahwa Kecamatan Singkohor dan Kuta Baharu merupakan wilayah Kerja Penyuluhan yang ditugaskan pimpinan kepadanya.
“Oleh karena itu ke depan akan ada kerja sama antara penyuluh agama dengan Da’i Perbatasan yang ditugaskan di kampung Lae Sipola baik dalam pengajian ibu-ibu, TPA dan pengisian Khutbah Jum’at,” ungkapnya antusias
Sebelum mengakhiri perbincangan dengan Dai Perbatasan dan pak Imam, Ustadz Purwanto menyampaikan ke depan akan mengusulkan kepada rekan rekan Penyuluh Agam Islam Non PNS yang ada di kecamatan Singkohor agar kampung Lae Sipola dijadikan kampung Binaan Penyuluh agama Islam.
Ustadz Purwanto dalam kunjungan dakwahnya ini juga didampingi Penyuluh Agama Islam Non PNS Ustadzah Ani Maryati, istri dari Ustadz Purwanto.
Bagi ibu Ani ini merupakan kunjungan yang kedua dalam melakukan tugas penyuluhan. Jalannya semakin susah, cetusnya saat di perjalanan.
Memang kampung Lae Sipola merupakan daerah yang akses menuju kampungnya sangat susah apalagi kalau musim kemarau jalan berbatu dan tanjakan tinggi – tinggi dapat memacu andrenalin.
Ustadz Purwanto dan Ustadzah Ani Maryati merupakan pasangan Suami Istri yang diberi tugas sebagai penyuluh agama, yang terus berkomitmen melakukan penyuluhan di kampung ini paling tidak satu kali dalam sebulan berkunjung untuk mengisi pengajian ibu-ibu. (IA)