Tak lama setelah mendapat ancaman bunuh tersebut, Jurnalisa menuju ke Mapolres Aceh Tengah membuat pengaduan.
Berdasarkan Surat Pengaduan Nomor: Reg/78/XI/2022/Aceh/Res Ateng, disebutkan peristiwa itu terjadi Kamis, 10 November 2022 pukul 19.55 WIB di Dusun Kemala Pangkat, Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.
Korban (Jurnalisa) mengadukan pengancaman yang dialaminya. Saksinya Nur Samsiah (46), pekerjaan PNS, alamat Dusun Kemala Pangkat, Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah yang tak lain adalah istri Jurnalisa.
Pelaku pengancaman yang dilaporkan berinisial Am, laki-laki, warga Kampung Takengon Timur, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah.
Berdasarkan pengaduannya kepada polisi, pada Kamis, 10 November 2022 sekira pukul 15.30 WIB, dalam kapasitasnya sebagai wartawan, Jurnalisa mengecek proses pembangunan Pasar Rejewali, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.
Selanjutnya Jurnalisa membuat berita terkait pembangunan fisik pasar tersebut dan mengirim ke media Harian Rakyat Aceh.
Berita itu sudah tayang di media online kabargayo berjudul, Proyek Pengerjaan Pasar Rejewali Ketol Diduga Dikerjakan Asal Jadi dan Lambat, Anggaran Sangat Fantastis.
Beberapa saat setelah berita itu tayang atau sekitar pukul 19.55 WIB, Kamis malam, 10 November 2022, ketika Jurnalisa sedang di rumahnya bersama keluarga, di Dusun Kemala Pangkat, Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen, tiba-tiba terdengar ketukan pintu garasi.
Jurnalisa langsung keluar membuka pintu dan dia melihat ada dua pria yang dia kenal bernama (inisial) Am dan Rah.
Jurnalisa mempersilakan kedua orang itu masuk namun Am dan Rah berteriak-teriak sambil mengatakan dalam bahasa gayo, gere beteh ko rom sa ko berorosen (nggak tahu kau dengan siapa kau berurusan).
Laki-laki berinisial Am, menurut laporan Jurnalisa kepada polisi sempat mengacungkan tangan hendak memukul dirinya namun Jurnalisa berusaha tenang dengan mengatakan, seber-seber, hanani-hanani Am (sabar, sabar, ada apa ini ada apa ini Am).
Am dilaporkan semakin emosi sehingga dia sempat berulang kali mengeluarkan kata-kata, ku unuhen kase ko (kubunuh nanti kamu).